Singaraja (Antara Bali) - Kepolisian Resor Buleleng bersama Komando Distrik Militer 1609/Buleleng, Bali melakukan inpeksi mendadak (razia) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) II-B Kota Singaraja, Selasa.
"Sejumlah barang yang diamankan seperti pisau `cutter`, ikat pinggang, gunting, potong kuku, alat judi domino, kertas togel dan beberapa barang lainnya," kata Kepala Polres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri.
Ia mengatakan, kegiatan sidak dan razia melibatkan kalangan TNI bertujuan melumpuhkan jaringan narkoba yang diduga menggunakan Lapas sebagai salah satu tempat mengendalikan peredaran narkotika.
Harry menambahkan, kegiatan itu merupakan perintah langsung dari Kepala Kepolisian RI, Jenderal Badrodin Haiti dimana polisi di daerah rutin melakukan pemeriksaan juga serangkaian dari operasi bersinar memberantas peredaran narkotika.
Ia menyatakan, dari hasil sidak yang dilakukan tidak menemukan barang barang yang mencurigakan yang mengarah kepada peredaran narkotika di wilayah Buleleng.
"Kami sudah periksa seluruh wilayah Lapas dan memang tidak ditemukan barang-barang terlarang. Personel juga sempat melakukan pencarian hingga ke halaman dan daerah-daerah tersembunyi," papar dia.
Namun, menurutnya, kegiatan sidak yang sewaktu-waktu dilaksanakan tersebut dapat menjadi terapi percobaan agar Lapas terbebas dari peredaran narkoba. "Kami berharap dapat menjadi `shock terapi`, jangan samapi Lapas jadi lokasi jual narkoba," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Singaraja, Sutarno mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait isu Lapas Singaraja dijadikan lokasi transaksi narkotika.
Ia menjelaskan, meskipun belum mendapatkan laporan, pihaknya terus meningkatkan intensitas pengamanan dimana rutin dilakukan penggeledahan setiap selain juga rutin melakukan tes urine dan pemeriksanaan kesehatan mengantisipasi peredaran narkotika.
Bukan hanya itu saja, Lapas terus meningkatkan pengamanan di pintu masuk mengantisipasi barang-barang terlarang yang dibawa kalangan luar menuju ke dalam Lapas. "Pengamanan terus diperketat. Ada petugas khusus yang bertugas menjaga pintu masuk," ucapnya.
Di sisi lain, Lapas Kelas II-B Singaraja yang merupakan satu-satunya Lapas di Buleleng, saat ini menampung narapida sebanyak 144 orang, padahal kapasitasnya hanya 78 orang. "Lapas kami kelebihan sekitar 80 persen lebih atau mencapai sekitar 66 orang," demikian Sutarno. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Sejumlah barang yang diamankan seperti pisau `cutter`, ikat pinggang, gunting, potong kuku, alat judi domino, kertas togel dan beberapa barang lainnya," kata Kepala Polres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri.
Ia mengatakan, kegiatan sidak dan razia melibatkan kalangan TNI bertujuan melumpuhkan jaringan narkoba yang diduga menggunakan Lapas sebagai salah satu tempat mengendalikan peredaran narkotika.
Harry menambahkan, kegiatan itu merupakan perintah langsung dari Kepala Kepolisian RI, Jenderal Badrodin Haiti dimana polisi di daerah rutin melakukan pemeriksaan juga serangkaian dari operasi bersinar memberantas peredaran narkotika.
Ia menyatakan, dari hasil sidak yang dilakukan tidak menemukan barang barang yang mencurigakan yang mengarah kepada peredaran narkotika di wilayah Buleleng.
"Kami sudah periksa seluruh wilayah Lapas dan memang tidak ditemukan barang-barang terlarang. Personel juga sempat melakukan pencarian hingga ke halaman dan daerah-daerah tersembunyi," papar dia.
Namun, menurutnya, kegiatan sidak yang sewaktu-waktu dilaksanakan tersebut dapat menjadi terapi percobaan agar Lapas terbebas dari peredaran narkoba. "Kami berharap dapat menjadi `shock terapi`, jangan samapi Lapas jadi lokasi jual narkoba," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Singaraja, Sutarno mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait isu Lapas Singaraja dijadikan lokasi transaksi narkotika.
Ia menjelaskan, meskipun belum mendapatkan laporan, pihaknya terus meningkatkan intensitas pengamanan dimana rutin dilakukan penggeledahan setiap selain juga rutin melakukan tes urine dan pemeriksanaan kesehatan mengantisipasi peredaran narkotika.
Bukan hanya itu saja, Lapas terus meningkatkan pengamanan di pintu masuk mengantisipasi barang-barang terlarang yang dibawa kalangan luar menuju ke dalam Lapas. "Pengamanan terus diperketat. Ada petugas khusus yang bertugas menjaga pintu masuk," ucapnya.
Di sisi lain, Lapas Kelas II-B Singaraja yang merupakan satu-satunya Lapas di Buleleng, saat ini menampung narapida sebanyak 144 orang, padahal kapasitasnya hanya 78 orang. "Lapas kami kelebihan sekitar 80 persen lebih atau mencapai sekitar 66 orang," demikian Sutarno. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016