Denpasar (Antara Bali) - Rektor Undiknas University Prof Dr Gede Sri Darma mengusulkan para perajin Bali agar mulai "melirik" produk-produk kerajinan pendukung aktivitas "selfie" sehingga lebih diminati pasar.

"Memang produk-produk kerajinan Bali itu unik, tetapi lama-kelamaan orang sudah mulai meninggalkan pernak-pernik kerajinan khas Bali yang biasanya menjadi pajangan di ruang tamu karena perubahan perilaku masyarakat akibat kemajuan teknologi informasi," kata Sri Darma, di Denpasar, Senin.

Rektor termuda peraih penghargaan Muri itu mengatakan perilaku masyarakat yang saat ini menyukai "selfie" atau suka memotret diri lalu diunggah ke berbagai media sosial, sesungguhnya menjadi peluang bagi perajin Bali untuk membuat produk-produk yang mendukung aktivitas "selfie" tersebut.

Dia mencontohkan, para perajin dapat membuat kalung dan gelang yang lebih kreatif dan unik, namun dengan harga yang terjangkau. Produk tersebut jika dibuat lebih kreatif tentu akan menjadi incaran konsumen karena mendukung aktivitas masyarakat untuk mengaktualisasikan diri di media sosial.

"Saya berpandangan, sudah tidak zamannya lagi jika para perajin hanya fokus membuat barang kerajinan yang kemudian peruntukannya menjadi barang yang disimpan," ucap Sri Darma.

Di sisi lain, pengamat ekonomi Bali itu mengharapkan para pengusaha di Bali harus selalu berinovasi, memiliki kreativitas, dan berani menanggung risiko untuk memenangkan persaingan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Namun, salah satu kelemahan SDM Bali itu belum banyak yang berani untuk menghadapi risiko usaha. Generasi muda bahkan ada kecenderungan lebih memilih bekerja menjadi PNS ketimbang harus berbisnis karena mementingkan status sosial," katanya.

Menurut Sri Darma, budaya hidup santai dari masyarakat dan pengusaha harus mulai dikikis di tengah era persaingan global saat ini. Sudah sepatutnya menjadi pengusaha yang berorientasi pada keinginan konsumen.

"Keinginan konsumen harus dipuaskan sehingga produk yang dibuat dapat menjadi incaran pasar dan juga dapat menepis keragu-raguan dalam memulai usaha atau bisnis," ujar profesor manajemen termuda itu. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016