Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mulai 2016 akan memberikan bantuan cubang atau tempat penampungan air bagi gabungan kelompok tani penerima program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang berada di daerah krisis air.
"Dengan demikian, para petani dapat memanfaatkan cubang tersebut untuk menampung air saat hujan turun," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunarta saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, rencana tersebut dilatarbelakangi karena program Simantri dalam perkembangannya masih menemui sejumlah kendala, salah satunya kekurangan air pada daerah-daerah kritis seperti di Nusa Penida, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng serta lainnya.
Simantri merupakan salah satu program terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian di pedesaan dan telah dilaksanakan sejak 2009. Setiap unit Simantri menerima dana untuk pembelian 20 ekor sapi, instalasi pengolahan kotoran sapi menjadi biogas, biourine, kompos dan sebagainya.
Di sisi lain, Sunarta menyampaikan keprihatinannya terhadap masih banyak masyarakat yang memiliki stigma negatif terhadap mata pencaharian sebagai seorang petani, terlebih di kalangan generasi muda saat ini.
Pihaknya berharap program Simantri di masyarakat dapat menanggalkan sitgma tersebut, karena secara umum program unggulan Pemprov Bali itu bertujuan untuk mendukung perkembangan diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan berwawasan agribisnis.
"Kami ingin menghilangkan stigma negatif generasi muda tentang petani yang hanya berkutat dengan cangkul dan sabit, menjadi stigma positif yang mengedepankan pengetahuan agribisnis," ujarnya.
Sunarta mengemukakan, selama ini pemerintah telah mengucurkan berbagai macam bantuan fasilitas untuk menunjang pertanian seperti pada2014 telah dikucurkan 350 traktor bagi para petani yang ada di Bali, berlanjut pada 2015 sebanyak 100 traktor serta pada 2016 dianggarkan pemberian bantuan 300 traktor bagi para petani yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, tersebut diharapkan dapat secara bertahap meningkatkan hasil produksi para petani yang ada di Bali, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para petani.
"Sekaligus dapat mengurangi kemiskinan yang ada di Bali. Kami juga mengimbau para petani agar mendukung upaya pemerintah untuk menjadikan Bali menjadi Pulau Organik dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan beralih ke pupuk organik," kata Sunarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Dengan demikian, para petani dapat memanfaatkan cubang tersebut untuk menampung air saat hujan turun," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunarta saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, rencana tersebut dilatarbelakangi karena program Simantri dalam perkembangannya masih menemui sejumlah kendala, salah satunya kekurangan air pada daerah-daerah kritis seperti di Nusa Penida, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng serta lainnya.
Simantri merupakan salah satu program terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian di pedesaan dan telah dilaksanakan sejak 2009. Setiap unit Simantri menerima dana untuk pembelian 20 ekor sapi, instalasi pengolahan kotoran sapi menjadi biogas, biourine, kompos dan sebagainya.
Di sisi lain, Sunarta menyampaikan keprihatinannya terhadap masih banyak masyarakat yang memiliki stigma negatif terhadap mata pencaharian sebagai seorang petani, terlebih di kalangan generasi muda saat ini.
Pihaknya berharap program Simantri di masyarakat dapat menanggalkan sitgma tersebut, karena secara umum program unggulan Pemprov Bali itu bertujuan untuk mendukung perkembangan diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan berwawasan agribisnis.
"Kami ingin menghilangkan stigma negatif generasi muda tentang petani yang hanya berkutat dengan cangkul dan sabit, menjadi stigma positif yang mengedepankan pengetahuan agribisnis," ujarnya.
Sunarta mengemukakan, selama ini pemerintah telah mengucurkan berbagai macam bantuan fasilitas untuk menunjang pertanian seperti pada2014 telah dikucurkan 350 traktor bagi para petani yang ada di Bali, berlanjut pada 2015 sebanyak 100 traktor serta pada 2016 dianggarkan pemberian bantuan 300 traktor bagi para petani yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, tersebut diharapkan dapat secara bertahap meningkatkan hasil produksi para petani yang ada di Bali, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para petani.
"Sekaligus dapat mengurangi kemiskinan yang ada di Bali. Kami juga mengimbau para petani agar mendukung upaya pemerintah untuk menjadikan Bali menjadi Pulau Organik dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan beralih ke pupuk organik," kata Sunarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016