Singaraja (Antara Bali) - Kalangan pengrajin di Desa Panji, Kabupaten Buleleng, Bali, memproduksi "bokor" (tempat sesajen) terbuat dari kain katun memiliki estetika tinggi dan tergolong kerajinan yang unik.

"Kerajinan tangan bokor dari bahan aluminium sudah biasa di pasaran, berbeda dengan kerajinan bokor berbahan benang katun. Jenis kerajinan inilah sedang laku keas di Bali Utara," kata salah seorang pengrajin bokor katun, Raden Roro Prilla Aryana di Singaraja, Bali, Minggu.

Ia menjelaskan, saat ini bokor jenis itu sangat diminati masyarakat, kebanyakan diproduksi dalam bentuk usaha kecil menengah (UKM) mandiri dan mengandalkan pesanan langsung dari pelanggan.

Ia menambahkan, pihaknya dapat memproduksi minimal dua buah produk dihasilkan dalam satu hari. Meski tanpa melibatkan buruh pekerja, peluang kerja bokor benang kantun masih terbuka untuk umum.

"Sehari bisa menghasilkan dua buah produk bokor benang kantun berukuran kecil dan sedang. Belum banyak yang mau belajar merajut benang kantun, untuk dijadikan bokor, tetapi kami masih membuka ruang belajar sebagai UKM ibu-ibu rumah tangga mengisi waktu luangnya," ujar dia.

Selain bokor, rajutan benang katun diolah ke bentuk tas, peci, tampak meja, dan lainnya. Teknik membuat kerajinan bokor benang katun, usai menjadi bentuk wadah diinginkan kemudian diberi campuran lem perekat, dijemur di bawah terik matahari.

"Dulunya belajar di Bandung, banyak ibu-ibu belajar merajut dan dibantu Dinas Koperasi Sumedang. Kalau di Buleleng belum banyak pekerjanya, latihan merajut ini memang memerlukan waktu tidak sebentar," imbuh Prilla Aryana asal Sumedang Jawa Barat.

Lebih lanjut, ia memaparkan harga yang ditawarkan tidak mahal dimana satu buah kerajinan bokor benang katun dijual Rp45 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung besaran ukuran dan kesulitan pengerjaannya.

"Ini biasanya mengirim barang ke wilayah Jembrana, Mengwi dan sekitaran Buleleng. Bokor benang katun bisa digunakan tempat menaruh buah-buahan, makanan atau sajian lainnya untuk dihaturkan ketika sembahyang," tandasnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016