Klungkung (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali segera mengkaji rencana pembangunan pelabuhan segitiga yang lokasi dermaganya berada di wilayah Kusamba, Nusa Penida dan Bias Munjul.

Rencana pembangunan pelabuhan segitiga itu disampaikan, ketika dilakukan kegiatan bedah desa ke-13 dan 14 di Kabupaten Klungkung. Kegiatan bedah desa ini dipimpin Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.

Kegiatan diawali dan berkumpul di Pantai Bias Munjul, Sabtu. Pantai Bias Munjul ini direncanakan akan menjadi salah satu titik pelabuhan. Selanjutnya dari tiga titik pelabuhan di Kabupaten Klungkung yang ditetapkan akan menjadi pelabuhan segitiga, meliputi Pelabuhan Kusamba, Sampalan - Nusa Penida dan Pelabuhan Bias Munjul.

"Dengan harapan, nantinya Pelabuhan Bias Munjul akan menjadi pintu utama keluar masuk ke Pulau Ceningan dan Lembongan," ujar Bupati Suwirta.

Dia melanjutkan, sehingga jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang bisa diketahui dengan pasti, dan bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD).

Apabila Pelabuhan Bias Munjul sudah terealisasikan, akan dilengkapi dengan alat metal detektor, untuk mempermudah pengawasan dan antisipasi masuknya narkoba serta barang terlarang lainnya.

Selain sebagai pelabuhan orang, di Bias Munjul juga akan dijadikan pelabuhan barang yang bisa diakses kapal jenis roro dan Landing Craft Tank (LCT), yang dapat memuat barang yang tidak mampu digunakan dengan sampan maupun boat.

Guna memperlancar distribusi barang dari Bias Munjul ke seluruh Pulau Ceningan dan Lembongan, akan dibangun jembatan penghubung antar-kedua pulau tersebut agar bisa diakses kendaraan roda empat.

"Rencana pembangunan jembatan itu sudah diusulkan ke Kementerian PU, sehingga ke depan harga barang-barang kebutuhan rumah tangga, bahan bangunan, dan jenis barang lainnya bisa lebih stabil dan terkontrol," ujar Bupati Suwirta.

Selain perencanaan pelabuhan Bias Munjul, masalah akses jalan juga masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan sekitar 15 km akses jalan di Pulau Ceningan dan Lembongan mengalami kerusakan. Seperti di daerah Batu Melawang dan Celagiempak yang kondisinya sudah sangat parah.

Selain jalan rusak, ada juga beberapa jalan alternatif yang sudah dibebaskan untuk akses jalan, sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.

Apabila seluruh akses jalan di Nusa Lembongan dan Ceningan ini sudah diperbaiki, volume kendaraan roda empat maupun roda dua akan dibatasi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pariwisata dan kegiatan masyarakat setempat. Seandainya kendaraan tidak dikontrol, maka ke depan pulau ini akan menjadi krodit.

"Sebelum itu terjadi, pihak kepolisian dan SKPD terkait saya tugaskan harus segera membuat perencanaan ataupun program guna mencegah jika terjadi kondisi membludaknya kendaraan di Lembongan dan Ceningan," ucap dia.

Menurut dia, jika masalah transportasi sudah terkontrol, wisatawan pun tidak akan cepat bosan berada di Pulau Ceningan maupun Lembongan. Mungkin ke depan jumlah wisatawan yang berkunjung, akan semakin bertambah.

Demi membuat para wisatawan tersebut nyaman, fasilitas seperti vila, rumah penginapan, maupun hotel juga harus mendapat perhatian serius. Hendaknya pengusaha mengurus izin terlebih dahulu, agar tidak seenaknya membangun vila maupun hotel di tempat-tempat yang memang tidak dizinkan. Seandainya ada yang masih membandel, maka izin Hinder Ordonantie atau HO-nya akan dicabut.

Pada kegiatan bedah desa di pulau yang terkenal dengan jembatan kuningnya itu, bupati didampingi Ny Ayu Suwirta, Sekda Kabupaten Klungkung Gede Putu Winastra, SKPD terkait, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (FKPC), Perbekel, bendesa adat, serta tokoh masyarakat setempat. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016