Denpasar (Antara Bali) - Kelapa sawit merupakan industri yang berperan dalam mewujudkan perekonomian rendah karbon, kata Chairman and Chief Executive Officer Golden Agri-Resources Frankly Widjaja.
"Industri tersebut telah membantu menciptakan lapangan kerja yang luas, mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan 16 juta lebih penduduk Indonesia," kata Frankly pada acara "Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan 2016" di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ia mengatakan salah satu misi Golden Agri-Resources (GAR) adalah berkomitmen untuk membantu petani kecil dan plasma dalam meningkatkan hasil panen dan produktivitas.
"Meningkatkan pendapatan petani dan membatasi deforestasi, guna meningkatkan kinerja industri kelapa sawit sehingga membuat industri tersebut lebih berkelanjutan," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat, sehingga produksi yang dihasilkan perkebunan tersebut semakin membaik.
"Pada tahun 2015, perkebunan kelapa sawit (CPO) di Indonesia sudah mencapai 11 juta hektare dengan total produksi mencapai 32 juta ton. Dimana 45 persen dari lahan ini milik petani, sisanya dikuasai oleh korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN)," katanya.
Ia mengatakan perkebunan swasta dan BUMN memainkan peran penting bagi petani kecil. Perusahaan besar memiliki akses ke pasar dan kemampuan untuk bernegosiasi di pasar internasional.
"Oleh karena itu perkebunan kelapa sawit swasta dan BUMN tidak bisa menutup mata terhadap petani kecil," kata Darmin.
Menurut dia, perusahaan yang lebih kuat harus bisa mencari jalan keluar (solusi) jangka panjang untuk meningkatkan praktek berkelanjutan petani, bekerja sama dengan pemerintah untuk mempromosikan praktek perkebunan yang baik dan berkelanjutan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Industri tersebut telah membantu menciptakan lapangan kerja yang luas, mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan 16 juta lebih penduduk Indonesia," kata Frankly pada acara "Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan 2016" di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ia mengatakan salah satu misi Golden Agri-Resources (GAR) adalah berkomitmen untuk membantu petani kecil dan plasma dalam meningkatkan hasil panen dan produktivitas.
"Meningkatkan pendapatan petani dan membatasi deforestasi, guna meningkatkan kinerja industri kelapa sawit sehingga membuat industri tersebut lebih berkelanjutan," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat, sehingga produksi yang dihasilkan perkebunan tersebut semakin membaik.
"Pada tahun 2015, perkebunan kelapa sawit (CPO) di Indonesia sudah mencapai 11 juta hektare dengan total produksi mencapai 32 juta ton. Dimana 45 persen dari lahan ini milik petani, sisanya dikuasai oleh korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN)," katanya.
Ia mengatakan perkebunan swasta dan BUMN memainkan peran penting bagi petani kecil. Perusahaan besar memiliki akses ke pasar dan kemampuan untuk bernegosiasi di pasar internasional.
"Oleh karena itu perkebunan kelapa sawit swasta dan BUMN tidak bisa menutup mata terhadap petani kecil," kata Darmin.
Menurut dia, perusahaan yang lebih kuat harus bisa mencari jalan keluar (solusi) jangka panjang untuk meningkatkan praktek berkelanjutan petani, bekerja sama dengan pemerintah untuk mempromosikan praktek perkebunan yang baik dan berkelanjutan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016