Denpasar (Antara Bali) - Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Bali pada bulan Februari 2016 mengalami penurunan sebesar 0,99 persen, dibandingkan bulan sebelumnya, Januari 2016.
"Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan menurun 1,1 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, harga gabah tersebut jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni di tingkat petani sebesar Rp4.768,84 per kilogram dan ditingkat penggilingan Rp4.837,17 per kilogram.
Transaksi gabah kering panen tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Karangasem sebesar Rp5.151,51 per kilogram untuk varietas Cigeulis. Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp4.400/kg untuk varietas Cigeulis.
Adi Nugroho menambahkan, harga tersebut merupakan hasil pemantauan harga gabah yang dilakukan di tujuh kabupaten dari sembilan kabupaten/kota di Bali yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng.
Adi Nugroho menambahkan, produksi padi di Bali berdasarkan angka sementara tahun 2015 mencapai 853.710 ton gabah kering giling (GKG), turun 0,49 persen atau sekitar 4.234 ton dibandingkan tahun 2014.
Berkurangnya produksi padi tersebut hanya terjadi pada subround I-2015 yakni periode Januari-April sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Sebaliknya produksi padi pada subround II-2015 yakni periode Mei-Agustus justru mengalami kenaikan sebesar 44.523 ton GKG (17,24 persen).
Sementara pada subround III-2015 yakni periode September-Desember 2015 terjadi kenaikan sebesar 10.939 ton GKG (3,62 persen).
Penurunan produksi padi yang relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang selama ini menjadi "gudang beras" Bali yang mencapai 20.082 ton GKG (9,38 persen).
Menurunnya produksi padi di Bali selama tahun 2015 secara umum akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 5.312 hektare (3,72 persen) yang terjadi di lima wilayah yakni Tabanan, Badung, Bangli, Karangasem dan Buleleng.
Berkurangnya luas panen paling tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 4.518 hektare (12,25 hektare), ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan menurun 1,1 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, harga gabah tersebut jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni di tingkat petani sebesar Rp4.768,84 per kilogram dan ditingkat penggilingan Rp4.837,17 per kilogram.
Transaksi gabah kering panen tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Karangasem sebesar Rp5.151,51 per kilogram untuk varietas Cigeulis. Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp4.400/kg untuk varietas Cigeulis.
Adi Nugroho menambahkan, harga tersebut merupakan hasil pemantauan harga gabah yang dilakukan di tujuh kabupaten dari sembilan kabupaten/kota di Bali yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng.
Adi Nugroho menambahkan, produksi padi di Bali berdasarkan angka sementara tahun 2015 mencapai 853.710 ton gabah kering giling (GKG), turun 0,49 persen atau sekitar 4.234 ton dibandingkan tahun 2014.
Berkurangnya produksi padi tersebut hanya terjadi pada subround I-2015 yakni periode Januari-April sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Sebaliknya produksi padi pada subround II-2015 yakni periode Mei-Agustus justru mengalami kenaikan sebesar 44.523 ton GKG (17,24 persen).
Sementara pada subround III-2015 yakni periode September-Desember 2015 terjadi kenaikan sebesar 10.939 ton GKG (3,62 persen).
Penurunan produksi padi yang relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang selama ini menjadi "gudang beras" Bali yang mencapai 20.082 ton GKG (9,38 persen).
Menurunnya produksi padi di Bali selama tahun 2015 secara umum akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 5.312 hektare (3,72 persen) yang terjadi di lima wilayah yakni Tabanan, Badung, Bangli, Karangasem dan Buleleng.
Berkurangnya luas panen paling tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 4.518 hektare (12,25 hektare), ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016