Denpasar (Antara Bali) - Layanan dan inovasi yang dilaksanakan Rumah Sakit Mata Bali Mandara dalam penanganan angka kebutaan akibat penyakit katarak mengantarkan Bali masuk nominasi Top 99 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional.

"Langkah dan inovasi yang dilakukan telah mampu meningkatkan jumlah tindakan operasi katarak dari 3.368 orang pada tahun 2011 menjadi 5.751 pada tahun 2015," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika setibanya di Denpasar, Jumat, menceritakan paparannya saat di Jakarta.

Lebih dari itu, kata gubernur, pendekatan jemput bola terbukti mampu menurunkan angka kebutaan di Provinsi Bali dari 1 persen menjadi 0,3 persen.

Dalam paparannya di hadapan tim panelis, Pastika menguraikan masalah kesehatan mata di wilayah Provinsi Bali. Mengacu Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) pada 2007 tingkat kebutaan di Bali mencapai 1 persen atau di atas prevalensi nasional yang saat itu ada pada kisaran 0.9 persen.

Masih mengacu data tersebut, penyakit katarak merupakan penyebab utama kebutaan, yaitu sebesar 0,78 persen. Padahal melalui penanganan yang tepat, kebutaan yang disebabkan oleh penyakit katarak sejatinya dapat dicegah.

Pastika didukung jajarannya memperkuat fungsi Rumah Sakit Mata Bali Mandara semenjak dia memimpin Provinsi Bali pada 2008. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pendekatan pelayanan kesehatan mata masyarakat melalui tindakan operasi katarak di luar gedung (jemput bola).

"Untuk lebih mengoptimalkan penanganan katarak, Pemprov Bali juga membentuk Komite Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK) yang bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan operasi jemput bola," katanya pada acara yang diselenggarakan oleh KemenpanRB itu.

Kegiatan yang dilakukan meliputi peningkatan advokasi dan komunikasi lintas sektor, menggalang kemitraan dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), Tim Penggerak PKK, LSM, hingga pemberdayaan siswa sekolah/mahasiswa KKN dalam penjaringan pasien dan penyebaran informasi jadwal kegiatan screening dan operasi katarak.

Selain itu, komite juga mengoptimalkan pemanfaatan "website" dan jejaring media sosial dalam penyebaran informasi.

Selain membentuk komite PGPK, Pemprov juga menambah jumlah petugas (dokter, perawat dan pemegang program) yang sudah dilatih pada Puskesmas yang tersebar di seluruh Bali yang bertugas melakukan screening pasien katarak serta melayani pemeriksaan pasca operasi.

Pastika cukup berbangga karena program ini mendapat sambutan positif dari para pengusaha yang banyak menyalurkan dana CSRnya dalam penanggulangan kebutaan akibat katarak. Hal yang sama juga dilaksanakan oleh kalangan LSM.

"Dengan kata lain, gerakan penanganan tak lagi dilaksanakan secara parsial," ujarnya.

Pihaknya berkomitmen ke depannya Pemprov Bali terus berinovasi di bidang layanan kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Terlebih, indera penglihatan mempunyai fungsi yang sangat penting.

Untuk tahun ini, Bali mengirimkan sembilan proposal dan harus bersaing dengan 1.000 proposal dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia. Dari 9 proposal yang diajukan, inovasi layanan RS Mata Bali Mandara berhasil masuk 99 besar (Top 99). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016