Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka pameran meubel Indonesia bertaraf internasional Indonesia International Furniture Expo (IFEX) di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.
"Saya menghargai dan mengapresiasi upaya untuk meningkatkan ekspor penjualan meubel melalui pameran seperti ini," kata Wapres Jusuf Kalla di Ruang Semeru JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat.
Menurut JK, meubel dan kerajinan adalah sektor produksi yang menyediakan lapangan kerja dan memberikan devisa yang besar.
"Meskipun kapasitasnya perlu ditingkatkan melalui teknologi dan desain yang baik," kata dia.
JK menambahkan teknologi dan inovasi akan memberikan kreasi dan variasi pada produksi meubel dan kerajinan yang dapat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia.
"Orang selalu memilih 'furniture' dengan fungsi yang baik, indah dan nyaman sehingga dibutuhkan desain, teknologi dan bahan yang baik," kata dia.
Saat ini, nilai ekspor meubel dan kerajinan Indonesia di pasar dunia mencapai 1,9 miliar dolar AS pada 2015.
Namun, angka tersebut masih jauh di bawah Vietnam yang mencapai 6,9 miliar dolar AS.
"Kita tidak bisa lepas dari persaingan, dulu saingan kita China, sekarang Vietnam, daya saing kita bisa didorong dengan inovasi," ujar Wapres.
IFEX 2016 diselenggarakan oleh Asosiasi Meubel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada 11-14 Maret,diikuti 446 peserta dari dalam dan luar negeri.
IFEX 2016 menargetkan sepuluh ribu pembeli dan pengunjung dengan transaksi di tempat acara diharapkan mencapai 350 juta dolar AS. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya menghargai dan mengapresiasi upaya untuk meningkatkan ekspor penjualan meubel melalui pameran seperti ini," kata Wapres Jusuf Kalla di Ruang Semeru JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat.
Menurut JK, meubel dan kerajinan adalah sektor produksi yang menyediakan lapangan kerja dan memberikan devisa yang besar.
"Meskipun kapasitasnya perlu ditingkatkan melalui teknologi dan desain yang baik," kata dia.
JK menambahkan teknologi dan inovasi akan memberikan kreasi dan variasi pada produksi meubel dan kerajinan yang dapat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia.
"Orang selalu memilih 'furniture' dengan fungsi yang baik, indah dan nyaman sehingga dibutuhkan desain, teknologi dan bahan yang baik," kata dia.
Saat ini, nilai ekspor meubel dan kerajinan Indonesia di pasar dunia mencapai 1,9 miliar dolar AS pada 2015.
Namun, angka tersebut masih jauh di bawah Vietnam yang mencapai 6,9 miliar dolar AS.
"Kita tidak bisa lepas dari persaingan, dulu saingan kita China, sekarang Vietnam, daya saing kita bisa didorong dengan inovasi," ujar Wapres.
IFEX 2016 diselenggarakan oleh Asosiasi Meubel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada 11-14 Maret,diikuti 446 peserta dari dalam dan luar negeri.
IFEX 2016 menargetkan sepuluh ribu pembeli dan pengunjung dengan transaksi di tempat acara diharapkan mencapai 350 juta dolar AS. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016