Denpasar (Antara Bali) - Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat (IGD RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, tetap melayani pasien kegawatdaruratan selama 24 jam saat Hari Raya Suci Nyepi di Pulau Dewata, pada 9 Maret 2016.
"Pelayanan IGD RSUP Sanglah harus tetap dibuka, karena apabila ada pasien kegawatdaruratan saat Nyepi kami harus memberikan penanganan secara cepat," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, dr I Nengah Kuning Atmadjaya, di Denpasar, Senin.
Dalam memberikan pelayanan secara optimal di rumah sakit tersebut, pihaknya menyiagakan dokter spesialis, dokter umum dan perawat dengan total keseluruhan 260 orang, terbagi tiga "shift" jaga (jadwal jaga) yang tersebar di masing-masing rawat inap, IGD dan ICU.
"Sedangkan, untuk petugas nonmedis saat Nyepi berlangsung kami siagakan 500 orang orang," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman saat Nyepi sebelumnya, pasien yang paling banyak diterima di IGD Sanglah rata-rata pasien dengan penyakit dalam, pasien anak, sehingga dokter yang ahli di bidang tersebut yang akan ditugaskan.
Sedangkan pasien yang memerlukan layanan cuci darah atau hemodialisis dan kemoterapi dijadwalkan sehari sebelumnya berlangsungnya Hari Suci Nyepi, untuk dirawat inap.
"Upaya ini dilakukan agar saat hari Nyepi berlangsung, pasien dapat diberikan tindakan cuci darah dan kemoterapi," ujarnya.
Ia menambahkan, pasien pascakemoterapi saat Hari Raya Nyepi disiapkan 30 tempat tidur dan menyiapkan 12 tempat duduk khusus pasien "daycare" pascakemoterapi.
"Kondisi emergensi pada jantung juga telah diantisipasi dengan menyiapkan fasilitas dan dokter jantung yang memasang kateterisasi jantung selama 24 jam," ujarnya.
Obat-obatan rutin yang digunakan sehari-hari untuk pasien yang menjalani rawat inap sudah siapkan di Depo IGD.
"Untuk layanan ambulans tetap siaga yang dibantu dua pecalang (petugas keamanan adat), bersama perawat saat menjemput pasien gawat darurat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pelayanan IGD RSUP Sanglah harus tetap dibuka, karena apabila ada pasien kegawatdaruratan saat Nyepi kami harus memberikan penanganan secara cepat," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, dr I Nengah Kuning Atmadjaya, di Denpasar, Senin.
Dalam memberikan pelayanan secara optimal di rumah sakit tersebut, pihaknya menyiagakan dokter spesialis, dokter umum dan perawat dengan total keseluruhan 260 orang, terbagi tiga "shift" jaga (jadwal jaga) yang tersebar di masing-masing rawat inap, IGD dan ICU.
"Sedangkan, untuk petugas nonmedis saat Nyepi berlangsung kami siagakan 500 orang orang," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman saat Nyepi sebelumnya, pasien yang paling banyak diterima di IGD Sanglah rata-rata pasien dengan penyakit dalam, pasien anak, sehingga dokter yang ahli di bidang tersebut yang akan ditugaskan.
Sedangkan pasien yang memerlukan layanan cuci darah atau hemodialisis dan kemoterapi dijadwalkan sehari sebelumnya berlangsungnya Hari Suci Nyepi, untuk dirawat inap.
"Upaya ini dilakukan agar saat hari Nyepi berlangsung, pasien dapat diberikan tindakan cuci darah dan kemoterapi," ujarnya.
Ia menambahkan, pasien pascakemoterapi saat Hari Raya Nyepi disiapkan 30 tempat tidur dan menyiapkan 12 tempat duduk khusus pasien "daycare" pascakemoterapi.
"Kondisi emergensi pada jantung juga telah diantisipasi dengan menyiapkan fasilitas dan dokter jantung yang memasang kateterisasi jantung selama 24 jam," ujarnya.
Obat-obatan rutin yang digunakan sehari-hari untuk pasien yang menjalani rawat inap sudah siapkan di Depo IGD.
"Untuk layanan ambulans tetap siaga yang dibantu dua pecalang (petugas keamanan adat), bersama perawat saat menjemput pasien gawat darurat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016