Jakarta (Antara Bali) - Angka kejadian penyakit akibat rokok lebih
banyak terdapat pada kelompok perokok pasif daripada perokok aktif, kata
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Oetama Marsis.
"Perempuan yang tidak merokok tetap berpotensi terkena dampak negatif rokok sebagai perokok pasif," kata Marsis dalam Seminar "Rokok Ancaman Generasi Emas 2045" di Jakarta, Rabu.
Marsis mengatakan perempuan berpotensi mengalami gangguan kehamilan dan janin karena prilaku merokok, baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif. Rokok pada perempuan hamil akan berdampak pada ibu dan janin, serta menjadi salah satu penyebab kematian bayi.
Menurut Marsis, ibu hamil yang merokok dapat mengalami solusio plasenta, plasenta previa, abortus spontan, peningkatan risiko kehamilan ektopik terganggu, ketuban pecah dini, pertumbuhan janin terhambat, berat bayi lahir ringan, persalinan prematur dan lahir mati.
Sedangkan perempuan tidak hamil yang merokok dapat mengalami infertilitas, menopause dini dan osteoporosis.
Oleh karena itu, perlu ada intervensi yang jelas untuk melindungi calon generasi penerus bangsa yang masih di dalam kandungan, dari dampak negatif rokok.
"Untuk mengatasi adiksi rokok dan dampak negatif yang ditimbulkan perlu upaya intervensi melalui lembaga legislatif dan eksekutif," tutup dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Perempuan yang tidak merokok tetap berpotensi terkena dampak negatif rokok sebagai perokok pasif," kata Marsis dalam Seminar "Rokok Ancaman Generasi Emas 2045" di Jakarta, Rabu.
Marsis mengatakan perempuan berpotensi mengalami gangguan kehamilan dan janin karena prilaku merokok, baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif. Rokok pada perempuan hamil akan berdampak pada ibu dan janin, serta menjadi salah satu penyebab kematian bayi.
Menurut Marsis, ibu hamil yang merokok dapat mengalami solusio plasenta, plasenta previa, abortus spontan, peningkatan risiko kehamilan ektopik terganggu, ketuban pecah dini, pertumbuhan janin terhambat, berat bayi lahir ringan, persalinan prematur dan lahir mati.
Sedangkan perempuan tidak hamil yang merokok dapat mengalami infertilitas, menopause dini dan osteoporosis.
Oleh karena itu, perlu ada intervensi yang jelas untuk melindungi calon generasi penerus bangsa yang masih di dalam kandungan, dari dampak negatif rokok.
"Untuk mengatasi adiksi rokok dan dampak negatif yang ditimbulkan perlu upaya intervensi melalui lembaga legislatif dan eksekutif," tutup dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016