Denpasar (Antara Bali) - Palang Merah Indonesia, Provinsi Bali, bersama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, Denpasar mewujudkan rasa keperduliannya melalui kegiatan donor darah untuk membantu sesama.

"Kegiatan donor darah yang bekerja sama dengan RRI Denpasar ini memiliki tema ingin mengangkat beban dalam kebersamaan," kata Wakil Ketua III Bidang Penanggulangan Bencana dan Relawan PMI Bali, I Gede Sudiartha, di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, melalui kegiatan ini juga memotivasi masyarakat agar ikut menjadi pendonor darah sukarela secara berkesinambungan, sehingga ketersediaan darah untuk semua jenis golongan dapat terus terpenuhi ketersediaannya.

Dalam acara "Talk Show" yang juga mengangkat tema keperdulian pengusaha dalam berdonor darah di RRI Denpasar itu, turut dihadiri Danrem 163/Wirasatya Kolonel Inf. I Nyoman Cantiasa, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Bali, dr Gede Wira Sunetra.

Kemudian, Kasubdit dan Dalmas Polda Bali, Ajun Komisaris Bear Polisi I Nyoman Carmadana itu juga mendukung RRI Denpasar dan PMI agar menyosialisasian kepada masyarakat agar membudayakan tren hidup sehat melalui kegiata donor darah.

"Hari ini juga diisi kegiatan donor darah yang diikuti segenap jajaran TNI/Polri, instansi pemerintah, mahasiswa dan masyarakat yang rutin berdonor darah," ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya juga mendorong RRI Denpasar agar terus menggelar kegiatan serupa, sehingga dapat memotivasi warga agar terus berdonor darah secara berkesinambungan.

Ia mengakui, antusias pendonor darah sukarela saat ini di Bali, belum seimbang dengan pendonor darah pengganti, sehingga melalui kegiatan "talk show" ini diharapkan masyarakat tergugah lagi untuk mendonorkan darahnya.

"Sejauh ini kami mencatat baru lima hingga 10 persen saja jumlah pendonor darah sukarela, sehingga target kami Tahun 2017 jumlah pendonor sukarela dapat mencapai 100 persen, sehingga PMI dapat terus mendistribusikan persediaan darah ke kabupaten/kota lainnya," katanya.

Kesiapan PMI untuk menjaga keamanan darah agar tidak terkontaminasi penyakit hepatitis, Sipilis dan HIV/AIDS, pihaknya memastikan sudah dilakukan "screening" sehingga darah yang diberikan kepada penerima aman dan sehat.

Namun, yang terjadi di masyarakat banyak yang belum memahami dalam proses `screening` itu yang membutuhkan biaya mahal dan biaya kantong darah yang masih mengimpor dari luar negeri agar kualitas darah yang dihasilkan terjamin baik.

"Untuk itu, disini peran kami untuk menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa darah yang ada di PMI itu tidak kami jual, namun biaya yang dikenakan kepada masyarakat untuk operasional tersebut," ujarnya.

Ke depannya pada Tahun 2017, pihaknya meyakini Indonesia sudah mampu memproduksi kantong darah dengan kualitas yang tidak kalah baik dengan buatan impor, sehingga masyarakat yang mengambil darah di PMI tidak akan banyak dipungut biaya untuk operasional tersebut.(WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016