Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali menginginkan para bupati/wali kota di Pulau Dewata dapat segera mengintruksikan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak untuk mencegah peningkatan kasus demam berdarah.

"Gubernur Bali sudah mengeluarkan imbauan untuk PSN serentak, tetapi sejauh ini tidak banyak yang melakukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di sela-sela Rapat Evaluasi Program Pembangunan Semester II/2015 di Denpasar, Senin.

Pihaknya mencatat jumlah kasus demam berdarah selama Januari 2016 saja sebanyak 930 kasus, dan meningkat di Februari menjadi 1.092 kasus.

Dia memprediksi akan terjadi peningkatan kasus demam berdarah pada Maret dan April 2016 yang selama ini menjadi bulan-bulan puncak kasus demam berdarah.

"Memang jumlah kematian kecil yakni masing-masing enam pada Januari dan Februari. Tentu kami tidak berpikir berapa yang mati, yang terpenting jangan sampai masyarakat sakit dan kenapa dibiarkan nyamuk menjadi banyak," ucapnya.

Menurut Suarjaya, kalau saja para bupati/wali kota dapat mengintruksikan PSN serentak kepada camat hingga tingkat dusun, minimal setiap Sabtu dan Minggu selama satu bulan, dia yakin kasus demam berdarah di Bali akan menurun.

"Karena jika tidak dilakukan serentak, itulah yang menyebabkan nyamuk dapat berpindah ke tempat lain sehingga jumlah kasus akan tetap tinggi," ujarnya.

Dia mengapresiasi respons dari Pemerintah Kabupaten Buleleng yang sudah langsung mengintruksikan PSN serentak setelah beberapa waktu lalu sempat bertemu dengan Wakil Bupati Buleleng. "Jika sembilan kabupaten/kota melakukan gerakan serentak semuanya, baru bagus," kata Suarjaya.

Di sisi lain, lanjut dia, tingginya kasus demam berdarah di Bali juga dipengaruhi oleh kondisi curah hujan yang meningkat.

"Curah hujan yang naik, sejalan dengan kasus demam berdarah, sehingga harus dilakukan langkah antisipasi berupa PSN serta senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," ucap Suarjaya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016