Singaraja (Antara Bali) - Masyarakat Desa Penarukan, Kabupaten Buleleng, Bali digemparkan dengan penemuan jasad orok berusia sekitar empat bulan ditemukan di pinggir pantai wilayah desa setempat.
"Orok ditemukan pertama kali oleh seorang pemulung bernama Putu Gede Yasa di sela-sela bebatuan pesisir pantai," kata Kepala Kepolisian Kota Singaraja, Kompol Nyoman Suarnata di Singaraja, Bali, Selasa.
Ia menjelaskan, orok itu diperkirakan dibuang selang beberapa jam setelah dilahirkan sebab kondisi kulit bayi masih memerah dan tali pusar beserta ari-arinya masih menempel di tubuhnya.
"Kulit bayi masih merah, tali pusar dan ari-ari masih menempel, bayi tidak dalam keadaan terbungkus. Baru saja dilahirkan karena saat yang menemukan menyentuhnya kondisinya benyek, mungkin baru lahir sekitar dua jam sebelum dibuang," ujar Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Nyoman Suarnata.
Dikatakan, Polisi langsung melakukan olah TKP dan memanggil bidan setempat serta memeriksa saksi-saksi begitu mendapatkan laporan adanya penemuan orok tersebut, Kini jasad orok itu sudah dibawa ke RSUD Buleleng untuk divisum.
Selain itu, pihaknya bersama Pecalang (petugas keamanan desa) dan aparat Kelurahan Penarukan langsung melakukan `sweeping` rumah-rumah indekos di sekitar Pantai Penarukan usai penemuan orok untuk mencari pelaku pembuang orok tersebut.
Di sekitar Pantai Penarukan, kata Suarnata tidak sedikit berdiri tempat hiburan malam berupa kafe remang-remang. Kafe remang-remang itu juga mempekerjakan para wanita untuk menghibur setiap pengunjung yang datang ke tempat hiburan itu.
Para wanita pekerja kafe remang-remang itu menurutnya juga tinggal di sekitar kawasan tersebut dan tidak menutup kemungkinan pelaku pembuang orok masih berada di sekitar atau tinggal di sekitar pantai.
"Sekarang kami langsung adakan sidak penduduk pendatang di sana. Siapa tahu diantara mereka masih ada di sekitar sana karena banyak rumah kos-kosan. Selain juga dibantu pecalang dan unsur instansi terkait langsung mengadakan sidak nanti," kata Suarnata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Orok ditemukan pertama kali oleh seorang pemulung bernama Putu Gede Yasa di sela-sela bebatuan pesisir pantai," kata Kepala Kepolisian Kota Singaraja, Kompol Nyoman Suarnata di Singaraja, Bali, Selasa.
Ia menjelaskan, orok itu diperkirakan dibuang selang beberapa jam setelah dilahirkan sebab kondisi kulit bayi masih memerah dan tali pusar beserta ari-arinya masih menempel di tubuhnya.
"Kulit bayi masih merah, tali pusar dan ari-ari masih menempel, bayi tidak dalam keadaan terbungkus. Baru saja dilahirkan karena saat yang menemukan menyentuhnya kondisinya benyek, mungkin baru lahir sekitar dua jam sebelum dibuang," ujar Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Nyoman Suarnata.
Dikatakan, Polisi langsung melakukan olah TKP dan memanggil bidan setempat serta memeriksa saksi-saksi begitu mendapatkan laporan adanya penemuan orok tersebut, Kini jasad orok itu sudah dibawa ke RSUD Buleleng untuk divisum.
Selain itu, pihaknya bersama Pecalang (petugas keamanan desa) dan aparat Kelurahan Penarukan langsung melakukan `sweeping` rumah-rumah indekos di sekitar Pantai Penarukan usai penemuan orok untuk mencari pelaku pembuang orok tersebut.
Di sekitar Pantai Penarukan, kata Suarnata tidak sedikit berdiri tempat hiburan malam berupa kafe remang-remang. Kafe remang-remang itu juga mempekerjakan para wanita untuk menghibur setiap pengunjung yang datang ke tempat hiburan itu.
Para wanita pekerja kafe remang-remang itu menurutnya juga tinggal di sekitar kawasan tersebut dan tidak menutup kemungkinan pelaku pembuang orok masih berada di sekitar atau tinggal di sekitar pantai.
"Sekarang kami langsung adakan sidak penduduk pendatang di sana. Siapa tahu diantara mereka masih ada di sekitar sana karena banyak rumah kos-kosan. Selain juga dibantu pecalang dan unsur instansi terkait langsung mengadakan sidak nanti," kata Suarnata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016