Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo serta sejumlah menteri dan
pimpinan TNI melakukan rapat terbatas membahas penguatan TNI.
Kesiapan arsenal militer dan sistem kesenjataan TNI, kata Anung, perlu diperhatikan sebagai kesiapan dini di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
"Jadi dalam konteks itulah kemudian diperlukan TNI yang kuat, alutsista yang kuat dan prajurit yang siap tempur," kata dia.
Dalam rapat itu Jokowi juga meminta agar perencanaan dan belanja arsenal dan sistem kesenjataan harus dipertimbangkan secara matang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami
melihat postur TNI ini perlu dilakukan penguatan dan negara kita yang
sangat besar dan juga sekarang ini ketahanan dan pertahanan negara
sangat penting," kata Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, ditemui di
Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa siang.
Menurut dia, presiden berkoordinasi dengan menteri dan pejabat TNI untuk mengetahui kekuatan lembaga itu.
Di antara hadirin terdapat Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan HAM, Luhut Pandjaitan, dan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Menurut dia, presiden berkoordinasi dengan menteri dan pejabat TNI untuk mengetahui kekuatan lembaga itu.
Di antara hadirin terdapat Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan HAM, Luhut Pandjaitan, dan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Kesiapan arsenal militer dan sistem kesenjataan TNI, kata Anung, perlu diperhatikan sebagai kesiapan dini di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
"Jadi dalam konteks itulah kemudian diperlukan TNI yang kuat, alutsista yang kuat dan prajurit yang siap tempur," kata dia.
Dalam rapat itu Jokowi juga meminta agar perencanaan dan belanja arsenal dan sistem kesenjataan harus dipertimbangkan secara matang.
Di Asia Pasifik, Indonesia termasuk
negara yang tidak banyak membelanjakan uangnya untuk arsenal dan sistem
kesenjataan militer. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016