Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mulai mengkampanyekan gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016 di Bundaran Hotel Indonesia.
"Presiden Joko Widodo akan hadir ikut mengkampanyekan gerakan ini dengan melakukan teleconference dengan empat walikota, sekaligus mengajak langsung masyarakat yang hadir untuk melakukan kerja bakti serentak," kata Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan akan ada 35 komunitas Jakarta yang bergabung dengan Presiden mendeklarasikan Indonesia Bergerak untuk Bebas Sampah 2020, dan didukung 706 komunitas dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Tuti mengatakan dilakukan sosialisasi uji coba penerapan kantong plastik berbayar yang dilakukan di 22 kota dan satu provinsi yakni DKI Jakarta.
Dalam Surat Edaran bernomor S.1230/PSLB3-PS/2016 tertanggal 17 Februari 2016 yang ditandatanganinya ditetapkan harga kantong plastik yang harus dibeli masyarakat di tingkat peritel minimal Rp200.
"Tujuannya agar masyrakat tidak mudah membuang kantong plastik, ada penghematan dalam penggunaannya dengan digunakan secara berulang-ulang. Sehingga Indonesia tidak lagi menjadi negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok," ujar dia.
Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 yang didukung ratusan komunitas di seluruh Indonesia saling terhubung melalui website http://bergerak.bebassampah.id.
Pendiri Greeneration Indonesia Bijaksana Junerosano mengatakan kampanye juga dilakukan di media sosial dengan menggunakan tanda pagar #bebassampah2020.
"Dukungannya luar biasa, berbagai komunitas seluruh Indonesia tidak berhenti menghubungi untuk bergabung, ada yang ingin kerja bakti memungut sampah di laut, di sungai, di gunung, di kota," ujar dia.
Diet kantong plastik, ia mengatakan juga menjadi salah satu metode untuk menekan sampah plastik, begitu juga penetapan kantong plastik berbayar.
Berdasarkan riset yang dilakukan Greeneration Indonesia sejak 2008, diet kantong plastik dan metode kantong plastik berbayar akan mampu mengurangi sampah plastik di Indonesia hingga 70 persen dalam setahun.
Berdasarkan perhitungan dari Ditjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Target pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara composting dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Tiongkok yang mencapai 262,9 juta ton.
Berada di urutan ketiga adalah Filipina yang menghasilkan sampah plastik ke laut mencapai 83,4 juta ton, diikuti Vietnam yang mencapai 55,9 juta ton, dan Sri Lanka yang mencapai 14,6 juta ton per tahun.
Setiap tahun produksi plastik menghasilkan sekitar delapan persen hasil produksi minyak dunia atau sekitar 12 kita barel minyak atau setara 14 juta pohon.
Lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya dan 50 persen dari kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang, dan dari angka tersebut hanya lima persen yang benar-benar di daur ulang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Presiden Joko Widodo akan hadir ikut mengkampanyekan gerakan ini dengan melakukan teleconference dengan empat walikota, sekaligus mengajak langsung masyarakat yang hadir untuk melakukan kerja bakti serentak," kata Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan akan ada 35 komunitas Jakarta yang bergabung dengan Presiden mendeklarasikan Indonesia Bergerak untuk Bebas Sampah 2020, dan didukung 706 komunitas dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Tuti mengatakan dilakukan sosialisasi uji coba penerapan kantong plastik berbayar yang dilakukan di 22 kota dan satu provinsi yakni DKI Jakarta.
Dalam Surat Edaran bernomor S.1230/PSLB3-PS/2016 tertanggal 17 Februari 2016 yang ditandatanganinya ditetapkan harga kantong plastik yang harus dibeli masyarakat di tingkat peritel minimal Rp200.
"Tujuannya agar masyrakat tidak mudah membuang kantong plastik, ada penghematan dalam penggunaannya dengan digunakan secara berulang-ulang. Sehingga Indonesia tidak lagi menjadi negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok," ujar dia.
Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 yang didukung ratusan komunitas di seluruh Indonesia saling terhubung melalui website http://bergerak.bebassampah.id.
Pendiri Greeneration Indonesia Bijaksana Junerosano mengatakan kampanye juga dilakukan di media sosial dengan menggunakan tanda pagar #bebassampah2020.
"Dukungannya luar biasa, berbagai komunitas seluruh Indonesia tidak berhenti menghubungi untuk bergabung, ada yang ingin kerja bakti memungut sampah di laut, di sungai, di gunung, di kota," ujar dia.
Diet kantong plastik, ia mengatakan juga menjadi salah satu metode untuk menekan sampah plastik, begitu juga penetapan kantong plastik berbayar.
Berdasarkan riset yang dilakukan Greeneration Indonesia sejak 2008, diet kantong plastik dan metode kantong plastik berbayar akan mampu mengurangi sampah plastik di Indonesia hingga 70 persen dalam setahun.
Berdasarkan perhitungan dari Ditjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Target pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara composting dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Tiongkok yang mencapai 262,9 juta ton.
Berada di urutan ketiga adalah Filipina yang menghasilkan sampah plastik ke laut mencapai 83,4 juta ton, diikuti Vietnam yang mencapai 55,9 juta ton, dan Sri Lanka yang mencapai 14,6 juta ton per tahun.
Setiap tahun produksi plastik menghasilkan sekitar delapan persen hasil produksi minyak dunia atau sekitar 12 kita barel minyak atau setara 14 juta pohon.
Lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya dan 50 persen dari kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang, dan dari angka tersebut hanya lima persen yang benar-benar di daur ulang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016