Denpasar (Antara Bali) - Para pedagang cabai besar di pasar tradisional Badung, Denpasar, Bali, mengeluhkan mengalami kerugian akibat cabai yang diproduksi petani di daerah ini cepat membusuk.
"Selain merugi, harga cabai besar juga mengalami lonjakan hingga Rp45.000 per kilogram atau naik Rp10.000 dari harga pekan lalu Rp35.000 per kg," kata Wayan Windia, seorang pedagang cabai besar, di Pasar Badung, Bali, Sabtu.
Ia menyatakan, akibat kualitas cabai yang dibeli dari agen distributor cepat membusuk itu, mengakibatkan sepi minat konsumen untuk membelinya dan kebanyakan menawar dengan harga lebih murah.
Padahal, harga cabai besar yang dijual dari petani hingga ke agen distributor sudah tidak terkendali lonjakannya, sehingga pihaknya meminta pemerintah segera melakukan upaya untuk menekan kenaikan harga cabai itu.
Menurut dia, faktor pencetus cabai besar cepat membusuk karena pengaruh musim penghujan di Bali saat ini, sehingga pertumbuhan cabai besar itu kurang bagus.
"Kualitas cabai besar yang seperti ini sulit untuk dijual karena tidak diminati konsumen," ujar Windia pula.
Ia menambahkan, apabila cabai besar kondisinya bagus dan tidak busuk, pihaknya mengakui mampu menjual 30 kilogram cabai besar per hari.
Namun, dengan kualitas cabai tidak bagus seperti ini, pihaknya mengakui merugi hingga 30 persen dari 10 kg cabai yang dibelinya untuk dijual kembali.
Keluhan senada diungkapkan Wayan Rendi, pedagang cabai besar di Pasar Badung, Bali, mengaku akibat cabai besar yang kualitasnya kurang baik, konsumen tidak tertarik membelinya dan cenderung menawar dengan harga yang terlalu murah.
"Selain cabai besar cepat membusuk, harganya juga melonjak cukup tajam mencapai Rp45.000 per kilogram atau naik Rp10.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp35.000 per kilogram," kata Rendi lagi.
Menurut dia, lonjakan harga cabai besar saat ini juga dipengaruhi belum adanya panen raya petani lokal di daerah itu, akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Cabai besar yang dijual umumnya diperoleh langsung dari petani di Kabupaten Klungkung dan Bangli," ujar Rendi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Selain merugi, harga cabai besar juga mengalami lonjakan hingga Rp45.000 per kilogram atau naik Rp10.000 dari harga pekan lalu Rp35.000 per kg," kata Wayan Windia, seorang pedagang cabai besar, di Pasar Badung, Bali, Sabtu.
Ia menyatakan, akibat kualitas cabai yang dibeli dari agen distributor cepat membusuk itu, mengakibatkan sepi minat konsumen untuk membelinya dan kebanyakan menawar dengan harga lebih murah.
Padahal, harga cabai besar yang dijual dari petani hingga ke agen distributor sudah tidak terkendali lonjakannya, sehingga pihaknya meminta pemerintah segera melakukan upaya untuk menekan kenaikan harga cabai itu.
Menurut dia, faktor pencetus cabai besar cepat membusuk karena pengaruh musim penghujan di Bali saat ini, sehingga pertumbuhan cabai besar itu kurang bagus.
"Kualitas cabai besar yang seperti ini sulit untuk dijual karena tidak diminati konsumen," ujar Windia pula.
Ia menambahkan, apabila cabai besar kondisinya bagus dan tidak busuk, pihaknya mengakui mampu menjual 30 kilogram cabai besar per hari.
Namun, dengan kualitas cabai tidak bagus seperti ini, pihaknya mengakui merugi hingga 30 persen dari 10 kg cabai yang dibelinya untuk dijual kembali.
Keluhan senada diungkapkan Wayan Rendi, pedagang cabai besar di Pasar Badung, Bali, mengaku akibat cabai besar yang kualitasnya kurang baik, konsumen tidak tertarik membelinya dan cenderung menawar dengan harga yang terlalu murah.
"Selain cabai besar cepat membusuk, harganya juga melonjak cukup tajam mencapai Rp45.000 per kilogram atau naik Rp10.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp35.000 per kilogram," kata Rendi lagi.
Menurut dia, lonjakan harga cabai besar saat ini juga dipengaruhi belum adanya panen raya petani lokal di daerah itu, akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Cabai besar yang dijual umumnya diperoleh langsung dari petani di Kabupaten Klungkung dan Bangli," ujar Rendi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016