Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kesenjangan antarmasyarakat di Indonesia telah mencapai tahap yang perlu mendapat perhatian dari Pemerintah karena mulai menjadi "lampu kuning".

"Secara umum, bangsa ini mengalami kesenjangan yang mulai menjadi 'lampu kuning' untuk kita semua.  Artinya, harus segera diperbaiki," kata Jusuf Kalla akrab dipanggil JK saat membuka Indonesia Property Expo di Jakarta Convention Center, Sabtu.

Dia menjelaskan kesenjangan tersebut semakin tinggi terjadi di kawasan perkotaan, sementara di pedesaan tren itu menurun.

Salah satu indikator adanya kesenjangan kesejahteraan masyarakat di perkotaan tersebut terlihat dari kepemilikan warga terhadap tempat tinggal.

"Kalau di pedesaan mungkin (kesenjangan) tidak terlalu terlihat, semua orang punya rumah yang tidak jauh berbeda.  Tetapi di kota seperti Jakarta, justru tercermin kemiskinan itu," katanya menambahkan.

Kesenjangan perumahan tersebut terlihat di wilayah tertentu di ibu kota terdapat rumah-rumah mewah, sementara di kawasan bantaran sungai masih banyak warga tinggal berdesakan.

"Orang yang berdesakan di daerah kumuh di Jakarta cenderung putus harapan dan akan meledak-ledak atau emosional kalau terjadi masalah," katanya.

Oleh karena itu, Wapres berharap Bank Tabungan Negara (BTN) bersama dengan Perumnas dan pengembang swasta dapat segera merealisasikan rumah seimbang bagi masyarakat.

"Ini memang akan segera dikeluarkan peraturan pemerintah untuk dilaksanakan secara bijak dan tepat. Pemerintah ingin melihat pertumbuhan juga dapat menciptakan perimbangan dan pemerataan," katanya.

Pemerintah pun berupaya untuk memperbaiki kebijakan dan perekonomian di dalam negeri supaya kesenjangan antarmasyarakat tidak semakin meningkat.

"Terjadi kesenjangan yang berat antara perumahan rakyat.  Itu harus segera diperbaiki, karena kalau tidak diperbaiki justru akan menimbulkan suatu masalah sosial yang berat bagi bangsa ini," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016