Denpasar (Antara Bali) - Seniman patung di Bali saat ini dinilai sangat kurang berinovasi, padahal karya seni itu menjadi salah satu primadona pariwisata di Pulau Dewata.

"Kreasi dan inovasi seniman sangat minim karena mereka hanya menjadi pekerja, bukan sebagai pencipta," kata Drs I Wayan Suardana MSn, dosen ISI Denpasar dalam siaran persnya yang diterima ANTARA, Sabtu.

Untuk itu, katanya, ISI mengadakan kegiatan "workshop" penciptaan patung topeng sebagai industri kreatif yang diikuti 20 orang peserta.

Mereka berasal dari mahasiswa seni kriya lima orang, mahasiswa seni patung tujuh orang, alumni seni kriya dua orang, dosen dua orang dan empat orang anggota BIASA (Bali Indonesia Sculptor Association).

Suardana yang juga ketua panitia "workshop" itu mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan karena pemasaran seni patung dan kerajinan di Bali saat ini sangat lesu.

Hal ini, katanya, disebabkan karena karya yang diciptakan para seniman sangat monoton dan tersebar luas di setiap daerah, sementara karya dengan desain baru sangat jarang muncul.

"Ini merupakan sebuah fenomena yang perlu dipecahkan, sehingga karya seni patung dan kerajinan akan bersinar lagi dan menjadi salah satu primadona pariwisata Bali," katanya.

Menurut dia, diperlukan suatu terobosan yang lebih enerjik untuk memberdayakan hasil karya seni yang ada menjadi sebuah industri kreatif.

Sementara Pembantu Rektor I ISI Denpasat Drs I Ketut Murdana MS mengatakan, dalam usaha memberdayakan hasil karya seni murni menjadi industri kreatif diperlukan berbagai terobosan dari seniman sehingga nantinya dapat diproduksi karya massal dan dapat bersaing di pasar global.

"Penciptaan patung topeng ini akan sangat bermanfaat bagi para seniman karena akan mendapatkan suatu pengalaman baru dalam menciptakan sebuah karya seni yang kreatif," katanya.

Workshop itu menghadirkan instruktur I Made Sukanta Wahyu (seniman dari Klungkung), I Ketut Muja (seniman dari Singapadu) dan I Made Sudiarta (seniman dari Mas Ubud). (*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010