Bangli (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menyerahkan bantuan tiga unit bedah rumah kepada warga miskin di Desa Abuan, Kabupaten Bangli, sebagai salah satu upaya untuk membantu meringankan beban ekonomi mereka.

"Peningkatan angka kemiskinan di Bali salah satunya di Kabupaten Bangli yang masih terdapat desa tertinggal, kami sikapi dengan turun langsung, sesuai perintah Gubernur Bali. Jumlahnya memang tersisa tiga KK di Abuan, jadi kami serahkan tiga unit bantuan bedah rumah," kata Sudikerta di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut, di Bangli, Sabtu.

Bantuan bedah rumah yang diserahkan itu merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dari Bank Pembangunan Daerah Bali.

Sudikerta juga menanggapi dinyatakannya Abuan sebagai desa tertinggal sebelumnya oleh Badan Pusat Statistik. Salah satu indikator BPS adalah didasari tidak adanya pasar modern di daerah tersebut.

Menurut dia, hal itu tidak bisa diterapkan karena daerah tersebut termasuk desa. Walaupun tidak ada pasar modern, namun di desa tersebut sudah ada pasar tradisional. "Salah satu indikator tidak ada pasar modern menurut saya tidak bisa diterapkan di sini, di sini kan desa, pasar tradisional ada kok disini," ujar Sudikerta.

Untuk penanganan indikator infrastruktur air bersih, Sudikerta menyatakan akan segera membangun saluran air bersih yang berasal dari mata air yang ada didaerah tersebut.

Ia juga menilai pendapatan daerah tersebut yang dinilai cukup bagus, karena sektor pertaniannya sangat subur. Untuk itu, dia berharap agar masyarakat setempat bisa saling mendukung dan saling membantu, sehingga kesejahteraan bisa merata.

"Bila ada masyarakat yang kurang mampu, mari kita dukung, mari kita bantu dengan semangat gotong royong, niscaya kehidupan ekonomi di satu daerah akan terangkat," imbuhnya.

Hal senada disampaikan Penjabat Bupati Bangli, Dewa Gede Mahendra Putra, pendataan yang dilaksanakan oleh BPS jika dilihat dari kenyataan di lapangan desa Abuan tidak masuk kategori tertinggal.

Walaupun salah satu indikatornya jarak tempuh sekolah yang agak jauh, namun menurut dia, karena letak geografisnya memang seperti itu jadi masyarakat yang tinggal agak berjauhan.

"Bangli memang sangat membutuhkan bantuan dari Pemprov Bali untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya, dan Pemprov selama ini sudah sangat membantu Kabupaten Bangli. Untuk tahun ini Pemprov Bali akan mengalokasikan bantuan bedah rumah sekitar 100 unit lebih," katanya.

Salah satu keluarga penerima bantuan, Ketut Sukarba beserta istrinya Nyoman Sukun mengaku sangat senang atas bantuan yang diterimanya.

Seperti diceritakan Sukarba, sehari-harinya ia bekerja sebagai buruh tani serta istrinya sebagai buruh angkut tanah, yang penghasilan keduanya sekitar Rp90ribu.

Dengan penghasilan sebesar itu, ia mengaku hanya bisa hidup sewajarnya bersama seorang anaknya dan juga ibunya. Tanah yang dimilikinya pun hanya sebatas pekarangan rumah, yang baru didapatkan dari pembagian tanah Ayahan Desa (ADS) dari Desa Abuan.

Sebagai tambahan penghasilan, ia juga berusaha memelihara dua ekor sapi dari tetangganya. Dua keluarga lainnya yang menerima bantuan adalah keluarga Made Karmana dan Wayan Tias. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016