Jakarta (Antara Bali) - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat mengusulkan agar Presiden Joko Widodo pada kunjungan kenegeraan ke Timor Leste, Selasa (26/1) membicarakan penyelesaian aset-aset bangsa Indonesia yang ada di negara tersebut.
"Saya mengapresiasi kunjungan kenegeraan Presiden Jokowi ke Timor Leste. Ini adalah kunjungan kenegaraan bersejarah, karena adanya hubungan emosional yang sangat dekat antara Indonesia dan Timor Leste sebelumnya, yanag menyisakan aset-aset" kata Martin Hutabarat, di Jakarta, Selasa.
Menurut Martin, hampir semua anggota kabinet dan pejabat Pemerintahan Timor Leste adalah lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia.
Martin mengusulkan, agar dalam kunjungan Presiden Joko Widodo melakukan terobosan diplomatik dengan Pemerintah Timor Leste yakni menyelesaikan asset-aset bangsa Indonesia berupa tanah, kebun, dan rumah milik puluhan ribu keluarga WNI keturunan Timor Leste yang 16 tahun lalu mengungsi ke Indonesia.
"Ini sudah sangat lama menjadi kerinduan mereka, tapi tidak pernah mendapat perhatian serius dari Pemerintah," katanya.
Anggota Komisi I DPR RI ini menambahkan, demikian juga makam para pahlawan Indonesia yang telah gugur membela negara, termasuk makam penduduk asli Timor Leste sendiri, yang menjadi tidak terurus.
Makam-makam yang tersebar di distrik-distrik tersebut, menurut dia, perlu menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
"Makam-makam mereka itu sangat menyedihkan karena tidak ada yang mengurus," katanya.
Menurut Martin, saran terbaik adalah Pemerintah Indonesia mengusahakan agar makam pahlawan di Timor Leste dipindahkan ke Makam Pahlawan milik Indonesia di kota Dilli atau sebagian dibawa dan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Bangsa Indonesia, kata dia, agar tidak melupakan jasa dan pengorbanan ribuan putra bangsa yang telah gugur pada perjuangan selama 20 tahun perang di Timor Timur.
Martin menambahkan, hubungan antara rakyat Timor Leste dan rakyat Indonesia perlu terus dijaga dan dipertahankan karena sejarah masa lalunya.
"Pada kunjungan Presiden Jokowi ke Timor Leste hari ini saya harapkan semakin mempererat hubungan kedua negara," kata Martin. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya mengapresiasi kunjungan kenegeraan Presiden Jokowi ke Timor Leste. Ini adalah kunjungan kenegaraan bersejarah, karena adanya hubungan emosional yang sangat dekat antara Indonesia dan Timor Leste sebelumnya, yanag menyisakan aset-aset" kata Martin Hutabarat, di Jakarta, Selasa.
Menurut Martin, hampir semua anggota kabinet dan pejabat Pemerintahan Timor Leste adalah lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia.
Martin mengusulkan, agar dalam kunjungan Presiden Joko Widodo melakukan terobosan diplomatik dengan Pemerintah Timor Leste yakni menyelesaikan asset-aset bangsa Indonesia berupa tanah, kebun, dan rumah milik puluhan ribu keluarga WNI keturunan Timor Leste yang 16 tahun lalu mengungsi ke Indonesia.
"Ini sudah sangat lama menjadi kerinduan mereka, tapi tidak pernah mendapat perhatian serius dari Pemerintah," katanya.
Anggota Komisi I DPR RI ini menambahkan, demikian juga makam para pahlawan Indonesia yang telah gugur membela negara, termasuk makam penduduk asli Timor Leste sendiri, yang menjadi tidak terurus.
Makam-makam yang tersebar di distrik-distrik tersebut, menurut dia, perlu menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
"Makam-makam mereka itu sangat menyedihkan karena tidak ada yang mengurus," katanya.
Menurut Martin, saran terbaik adalah Pemerintah Indonesia mengusahakan agar makam pahlawan di Timor Leste dipindahkan ke Makam Pahlawan milik Indonesia di kota Dilli atau sebagian dibawa dan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Bangsa Indonesia, kata dia, agar tidak melupakan jasa dan pengorbanan ribuan putra bangsa yang telah gugur pada perjuangan selama 20 tahun perang di Timor Timur.
Martin menambahkan, hubungan antara rakyat Timor Leste dan rakyat Indonesia perlu terus dijaga dan dipertahankan karena sejarah masa lalunya.
"Pada kunjungan Presiden Jokowi ke Timor Leste hari ini saya harapkan semakin mempererat hubungan kedua negara," kata Martin. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016