Denpasar (Antara Bali) - Seorang ahli robot STMIK Primakara Bali, Nur Khakim menilai ide brilian membuat "tangan robot" oleh I Wayan Sumardana (31) membuat heboh di masyarakat, sampai sejumlah pejabat pemerintah berkunjung ke rumahnya di Desa Nyuh Tebel, Kabupaten Karangasem.
"Saya apresiasi ide brilian Wayan Sumardana, karena sejak menderita sakit stroke tangan kirinya berusaha agar bisa digerakkan, sehingga mereka berupaya membuat `tangan robot` tersebut dengan barang-barang bekas. Alhasil alat bantu itu terwujud," katanya di sela acara "Startup Expo 2016" di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan ide brilian Sumardana perlu ditindaklanjuti dan dilakukan penelitian lebih serius oleh instansi terkait, sehingga benar-benar menjadi "tangan robot" yang dapat membantu orang-orang membutuhkan alat bantu tersebut.
"Mungkin ide Sumardana terinspirasi dari teknologi yang selama ini berkembang, berupaya mewujudkan ide briliannya agar mampu membantu ketika mereka bekerja," ujarnya.
Nur Kharim mengatakan karena kehebohan pemberitaan di media atas "tangan robot" yang dibuat Sumardana tersebut, pihaknya juga dihubungi dari Kementerian Ristek untuk meneliti dan mengembangkan ide brilian Sumardana.
"Saya sempat dihubungi dari Kemenristek agar menindaklanjuti alat tersebut agar menjadi sempurna. Bahkan tim Inkubator Bisnis Primakara diminta untuk mendiskusikannya, dan mencarikan jalan keluar agar menjadi lebih baik dan sempurna `robot tangan` itu," ujarnya.
Dia mengatakan poin menarik dari sosok Wayan Sumardana adalah semangatnya untuk melawan penyakit stroke yang mengakibatkan tangan kirinya lumpuh dan ide untuk menciptakan sebuah "tangan robot". Dan apabila berhasil diwujudkan tentu sangat bermanfaat bagi banyak orang.
"Hebatnya, hanya berbekal informasi dari internet dan ilmu yang diperolehnya selama bersekolah di sebuah SMK di Denpasar, Sumardana mencoba merakit `tangan robot` dengan bahan seadanya dari barang bekas tersebut," ujarnya.
Untuk itulah, dia memandang ide orisinil Sumardana tetaplah sebuah ide yang brilian. Sehingga Inkubator Bisnis Primakara tentu berminat untuk membantu mewujudkan ide brilian Sumardana membuat "tangan robot" yang sesunggguhnya agar alat tersebut bermanfaat bagi banyak orang yang kebetulan mengalami problem yang sama yaitu mengalami kelumpuhan tangan akibat stroke atau sebab yang lain.
"Kami bersedia membantu meredesain `tangan robot` Sumardana dengan menggunakan berbagai motor servo, gearbox yang disesuaikan dengan posisi sendi bahu, siku pergelangan tangan dan jari yang diperkuat dengan penopang hidrolik. Sensor gyroscope accelerometer untuk mengontrol pergerakan lengan ke arah sumbu X,Y,Z, Myo sensor untuk mengontrol pergerakan gestur lengan dan mikrokontroler untuk mengendalikan semua fungsi tangan robot tersebut," ucapnya.
Nur Khakim menegaskan jika Sumardana di Inkubator Bisnis (Inbis) Primakara, akan dibimbing sejumlah pakar di bidangnya agar impian mereka bisa menciptakan "tangan robot" yang lebih baik. Baik secara komponen teknologi yang dipakai maupun cara kerja teknologinya.
"Nanti banyak pakar di sini yang akan membimbing dia (Sumardana). Di luar kesempurnaan alat ciptaannya, pasar membutuhkan dan banyak orang yang sakit stroke membutuhkan alat seperti itu namun tinggal disempurnakan. Secara ekonomi sangat layak dijual dan sebagai problem solving juga diperlukan. Dengan mio sensor bisa membuat tangan robot diperkirakan menghabiskan dana di bawah Rp10 juta," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya apresiasi ide brilian Wayan Sumardana, karena sejak menderita sakit stroke tangan kirinya berusaha agar bisa digerakkan, sehingga mereka berupaya membuat `tangan robot` tersebut dengan barang-barang bekas. Alhasil alat bantu itu terwujud," katanya di sela acara "Startup Expo 2016" di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan ide brilian Sumardana perlu ditindaklanjuti dan dilakukan penelitian lebih serius oleh instansi terkait, sehingga benar-benar menjadi "tangan robot" yang dapat membantu orang-orang membutuhkan alat bantu tersebut.
"Mungkin ide Sumardana terinspirasi dari teknologi yang selama ini berkembang, berupaya mewujudkan ide briliannya agar mampu membantu ketika mereka bekerja," ujarnya.
Nur Kharim mengatakan karena kehebohan pemberitaan di media atas "tangan robot" yang dibuat Sumardana tersebut, pihaknya juga dihubungi dari Kementerian Ristek untuk meneliti dan mengembangkan ide brilian Sumardana.
"Saya sempat dihubungi dari Kemenristek agar menindaklanjuti alat tersebut agar menjadi sempurna. Bahkan tim Inkubator Bisnis Primakara diminta untuk mendiskusikannya, dan mencarikan jalan keluar agar menjadi lebih baik dan sempurna `robot tangan` itu," ujarnya.
Dia mengatakan poin menarik dari sosok Wayan Sumardana adalah semangatnya untuk melawan penyakit stroke yang mengakibatkan tangan kirinya lumpuh dan ide untuk menciptakan sebuah "tangan robot". Dan apabila berhasil diwujudkan tentu sangat bermanfaat bagi banyak orang.
"Hebatnya, hanya berbekal informasi dari internet dan ilmu yang diperolehnya selama bersekolah di sebuah SMK di Denpasar, Sumardana mencoba merakit `tangan robot` dengan bahan seadanya dari barang bekas tersebut," ujarnya.
Untuk itulah, dia memandang ide orisinil Sumardana tetaplah sebuah ide yang brilian. Sehingga Inkubator Bisnis Primakara tentu berminat untuk membantu mewujudkan ide brilian Sumardana membuat "tangan robot" yang sesunggguhnya agar alat tersebut bermanfaat bagi banyak orang yang kebetulan mengalami problem yang sama yaitu mengalami kelumpuhan tangan akibat stroke atau sebab yang lain.
"Kami bersedia membantu meredesain `tangan robot` Sumardana dengan menggunakan berbagai motor servo, gearbox yang disesuaikan dengan posisi sendi bahu, siku pergelangan tangan dan jari yang diperkuat dengan penopang hidrolik. Sensor gyroscope accelerometer untuk mengontrol pergerakan lengan ke arah sumbu X,Y,Z, Myo sensor untuk mengontrol pergerakan gestur lengan dan mikrokontroler untuk mengendalikan semua fungsi tangan robot tersebut," ucapnya.
Nur Khakim menegaskan jika Sumardana di Inkubator Bisnis (Inbis) Primakara, akan dibimbing sejumlah pakar di bidangnya agar impian mereka bisa menciptakan "tangan robot" yang lebih baik. Baik secara komponen teknologi yang dipakai maupun cara kerja teknologinya.
"Nanti banyak pakar di sini yang akan membimbing dia (Sumardana). Di luar kesempurnaan alat ciptaannya, pasar membutuhkan dan banyak orang yang sakit stroke membutuhkan alat seperti itu namun tinggal disempurnakan. Secara ekonomi sangat layak dijual dan sebagai problem solving juga diperlukan. Dengan mio sensor bisa membuat tangan robot diperkirakan menghabiskan dana di bawah Rp10 juta," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016