Blitar (Antara Bali) - Dua orang warga di Kabupaten Blitar, Jawa Timur meninggal dunia setelah tersambar petir saat berteduh di sebuah gubuk, dekat Sungai Glondong, Kecamatan Sutojayan.
Kepala Kepolisian Sektor Lodoyo Timur AKP Sukadi di Blitar, Senin mengemukakan hujan deras sudah terjadi di Kabupaten Blitar saat dua orang itu sedang memancing.
Mereka adalah Supriyono (35), warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Sutojayan serta Zainal Abidin (32), warga Kelurahan Pandanarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
"Saat itu korban sedang memancing, dan karena hujan berteduh di cungkup yang letaknya di dekat sungai, tempat kedua korban memancing. Mereka terluka akibat sambaran petir," ujarnya.
Ia mengatakan, korban mengalami luka yang serius di bagian kepalanya akibat tersambar petir. Tubuh mereka ditemukan warga, dan langsung dibawa ke rumah sakit di Kecamatan Sutojayan untuk keperluan visum.
Selain berteduh di cungkup itu, lanjut Kapolsek korban saat kejadian juga diketahui sedang memainkan telepon seluler. Diduga, karena bermain telepon seluler itu, petir menyambar.
Sejumlah warga yang juga ikut memancing mengaku awalnya sempat mendengar suara keras meminta tolong. Mereka juga langsung mendatangi asal suara itu, dan menemukan dua orang itu sudah dalam keadaan tergeletak.
"Saat itu ada beberapa pemancing yang juga berteduh, tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat keras. Saya juga mendengar teriakan meminta tolong dari arah cungkup dan melihat mereka sudah tergeletak," ujar Susilo, salah seorang warga.
Keluarga korban sangat berduka dengan musibah tersebut. Mereka menangis dan bersedih, mengetahui anggota keluarga mereka meninggal dunia tersambar petir.
Setelah proses administrasi selesai, keluarga membawa pulang korban dan berencana secepatnya memakamkannya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kepala Kepolisian Sektor Lodoyo Timur AKP Sukadi di Blitar, Senin mengemukakan hujan deras sudah terjadi di Kabupaten Blitar saat dua orang itu sedang memancing.
Mereka adalah Supriyono (35), warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Sutojayan serta Zainal Abidin (32), warga Kelurahan Pandanarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
"Saat itu korban sedang memancing, dan karena hujan berteduh di cungkup yang letaknya di dekat sungai, tempat kedua korban memancing. Mereka terluka akibat sambaran petir," ujarnya.
Ia mengatakan, korban mengalami luka yang serius di bagian kepalanya akibat tersambar petir. Tubuh mereka ditemukan warga, dan langsung dibawa ke rumah sakit di Kecamatan Sutojayan untuk keperluan visum.
Selain berteduh di cungkup itu, lanjut Kapolsek korban saat kejadian juga diketahui sedang memainkan telepon seluler. Diduga, karena bermain telepon seluler itu, petir menyambar.
Sejumlah warga yang juga ikut memancing mengaku awalnya sempat mendengar suara keras meminta tolong. Mereka juga langsung mendatangi asal suara itu, dan menemukan dua orang itu sudah dalam keadaan tergeletak.
"Saat itu ada beberapa pemancing yang juga berteduh, tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat keras. Saya juga mendengar teriakan meminta tolong dari arah cungkup dan melihat mereka sudah tergeletak," ujar Susilo, salah seorang warga.
Keluarga korban sangat berduka dengan musibah tersebut. Mereka menangis dan bersedih, mengetahui anggota keluarga mereka meninggal dunia tersambar petir.
Setelah proses administrasi selesai, keluarga membawa pulang korban dan berencana secepatnya memakamkannya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016