Makassar (Antara Bali) - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla
(JK) mengatakan Golkar harus bersatu kembali dan menjadi partai yang
kuat.
"Jangan dianggap Golkar milik satu dua orang. Golkar itu milik bersama, karena itu Golkar harus diselamatkan dengan cara persatuan," kata JK, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden, di kediaman pribadinya di Makassar, Minggu.
JK mengatakan para senior partai membentuk tim transisi untuk mewujudkan rekonsiliasi antara dua kubu dalam Golkar.
Dia juga mengatakan bahwa siapapun boleh menolak tim transisi, tapi seluruh anggota partai menginginkan Golkar bersatu.
"Golkar harus hidup secara demokratis, jangan ada pihak-pihak yang merasa punya Golkar, jangan ada yang merasa bahwa apapun dapat dilakukannya. Kita senior melihat masa depannya, karena itu harus bersatu, dengan cara apapun harus bersatu," tegas JK.
JK, yang ditunjuk Mahkamah Partai Golkar menjadi ketua tim transisi, mengaku belum bertemu dengan anggota tim yang lain.
"Saya belum bertemu, tapi intinya kita cuma satu kesepakatan, persatuan," katanya.
"Mau siapa nanti pimpinannya terserah, tapi melalui proses yang demokratis, tidak proses yang dipaksa-paksakan, tidak proses yang disogok-sogok dan sebagainya," katanya serta menambahkan pemimpin partai harus orang yang jujur dan bersih.
Mahkamah Partai Golkar yang diketuai oleh Muladi mendaulat transisi yang meliputi B.J. Habibie sebagai pelindung, JK sebagai ketua merangkap anggota serta anggota yang terdiri atas Ginanjar Kartasasmita, Emil Salim, Abdul Latif, Suswono Yudhohusodo, Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Teo L. Sambuaga, dan Soemarsono. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Jangan dianggap Golkar milik satu dua orang. Golkar itu milik bersama, karena itu Golkar harus diselamatkan dengan cara persatuan," kata JK, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden, di kediaman pribadinya di Makassar, Minggu.
JK mengatakan para senior partai membentuk tim transisi untuk mewujudkan rekonsiliasi antara dua kubu dalam Golkar.
Dia juga mengatakan bahwa siapapun boleh menolak tim transisi, tapi seluruh anggota partai menginginkan Golkar bersatu.
"Golkar harus hidup secara demokratis, jangan ada pihak-pihak yang merasa punya Golkar, jangan ada yang merasa bahwa apapun dapat dilakukannya. Kita senior melihat masa depannya, karena itu harus bersatu, dengan cara apapun harus bersatu," tegas JK.
JK, yang ditunjuk Mahkamah Partai Golkar menjadi ketua tim transisi, mengaku belum bertemu dengan anggota tim yang lain.
"Saya belum bertemu, tapi intinya kita cuma satu kesepakatan, persatuan," katanya.
"Mau siapa nanti pimpinannya terserah, tapi melalui proses yang demokratis, tidak proses yang dipaksa-paksakan, tidak proses yang disogok-sogok dan sebagainya," katanya serta menambahkan pemimpin partai harus orang yang jujur dan bersih.
Mahkamah Partai Golkar yang diketuai oleh Muladi mendaulat transisi yang meliputi B.J. Habibie sebagai pelindung, JK sebagai ketua merangkap anggota serta anggota yang terdiri atas Ginanjar Kartasasmita, Emil Salim, Abdul Latif, Suswono Yudhohusodo, Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Teo L. Sambuaga, dan Soemarsono. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016