Denpasar (Antara Bali) - PT Pertamina mencatat realisasi konsumsi pertalite di Provinsi Bali mencapai 8.040 kiloliter selama tahun 2015 yang dinilai cukup signifikan setelah dijual perdana pada Agustus 2015.
"Realisasi pertalite selama 2015 mencapai 8.040 kiloliter yang dihitung mulai pertama penjualan pada Agustus 2015," kata Area Manager Communication and Relation Pertamina Marketing Operation Region V Surabaya, Heppy Wulansari, Sabtu.
Peningkatan jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual pertalite juga diharapkan mendongkrak penjualan bahan bakar non-subsidi itu.
Saat ini sudah ada 49 SPBU di Bali yang hampir merata di sembilan kabupaten/kota menjual bahan bakar dengan oktan 90 itu dengan sebaran paling banyak masih di kawasan Denpasar dan Badung.
Hanya satu SPBU di Kabupaten Bangli yang saat ini masih dalam tahap proses penjualan pertalite sehingga total menjadi 50 SPBU yang menjual bahan bakar itu.
Tak hanya itu, perusahaan minyak dan gas milik negara tersebut juga mengadakan undian berhadiah dengan pembelian pertalite minimal Rp20 ribu untuk sepeda motor dan Rp150 ribu untuk mobil, konsumen mendapatkan satu kupon.
"Saat ini baru ada 16 SPBU yang menyediakan kupon undian itu," katanya.
Dengan adanya program tersebut, maka pihaknya mengharapkan penjualan pertalite juga ikut terkerek.
Sementara itu konsumsi pertalite di Provinsi Bali melonjak hingga 60 persen pascapenurunan harga bahan bakar minyar (BBM) pada 5 Januari 2015.
Rata-rata konsumsi bahan bakar dengan oktan 90 itu di Bali mencapai 61 kiloliter per hari dan melonjak menjadi 98 kiloliter per hari setelah harganya turun.
Sebelumnya harga pertalite per liter mencapai Rp8.250 dan turun menjadi Rp7.900 per liter. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Realisasi pertalite selama 2015 mencapai 8.040 kiloliter yang dihitung mulai pertama penjualan pada Agustus 2015," kata Area Manager Communication and Relation Pertamina Marketing Operation Region V Surabaya, Heppy Wulansari, Sabtu.
Peningkatan jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual pertalite juga diharapkan mendongkrak penjualan bahan bakar non-subsidi itu.
Saat ini sudah ada 49 SPBU di Bali yang hampir merata di sembilan kabupaten/kota menjual bahan bakar dengan oktan 90 itu dengan sebaran paling banyak masih di kawasan Denpasar dan Badung.
Hanya satu SPBU di Kabupaten Bangli yang saat ini masih dalam tahap proses penjualan pertalite sehingga total menjadi 50 SPBU yang menjual bahan bakar itu.
Tak hanya itu, perusahaan minyak dan gas milik negara tersebut juga mengadakan undian berhadiah dengan pembelian pertalite minimal Rp20 ribu untuk sepeda motor dan Rp150 ribu untuk mobil, konsumen mendapatkan satu kupon.
"Saat ini baru ada 16 SPBU yang menyediakan kupon undian itu," katanya.
Dengan adanya program tersebut, maka pihaknya mengharapkan penjualan pertalite juga ikut terkerek.
Sementara itu konsumsi pertalite di Provinsi Bali melonjak hingga 60 persen pascapenurunan harga bahan bakar minyar (BBM) pada 5 Januari 2015.
Rata-rata konsumsi bahan bakar dengan oktan 90 itu di Bali mencapai 61 kiloliter per hari dan melonjak menjadi 98 kiloliter per hari setelah harganya turun.
Sebelumnya harga pertalite per liter mencapai Rp8.250 dan turun menjadi Rp7.900 per liter. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016