Kuta (Antara Bali) - Bendesa atau Ketua Adat Legian, Kuta, Bali, IGN Sudiarta memindahkan tempat para pedagang pascakebakaran pasar pada 6 Januari agar kegiatan perekonomian masyarakat setempat dapat berlangsung kembali.
"Para pedagang kami relokasikan ke tempat parkir di pasar setempat dan Lapangan Tri Sakti, Legian Kuta," ujar IGN Sudiarta, di Badung, Kamis.
Ia mengatakan, pemindahan sementara (relokasi) ratusan pedangang tersebut dilakukan agar para pedagang dapat segera berjualan kembali selama pasar tersebut belum diperbaiki.
Sudiarta mengatakan, akan segera menggelar pecaruan atau upacara ritual di lokasi kebakaran agar kejadian serupa tidak terulang.
Namun, sebelum melakukan upacara ritual itu, pihaknya akan melakukan rapat desa atau paruman desa untuk rencana tersebut.
"Rencananya kami akan menggelar pecaruan pada 9 Januari 2016, kalau sudah disepakati dalam paruman nanti," ujar pria yang juga anggota DPRD Badung itu.
Ia menerangka, lokasi pasar yang terbakar itu memiliki luas lahan 40 are dan akibat kebakaran itu para pedagang merugi material mencapai Rp7 miliar hingga Rp8 miliar.
"Selain menimbulkan kerugian material, juga berdampak sosial terhadap keberlangsungan ekonomi pedagang yang berjualan di pasar tersebut," katanya.
Pihaknya menjelaskan, di pasar itu ada 18 kios dan 204 los. Sebagian besar pada 6 Januari dimangsa si jago merah yang juga membakar barang dagangan berupa sembako.
Untuk merehab pasar terebut, pihak Desa Adat Legian akan melakukan audiensi ke pemerintah dan memohon bantuan untuk membangun pasar yang telah menjadi urat nadi perekonomian masyarakat Legian tersebut.
"Kami akan melakukan audiensi baik ke lembaga dewan mapun eksekutif agar pasar ini bisa dibangun lagi," ujar Sudiarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Para pedagang kami relokasikan ke tempat parkir di pasar setempat dan Lapangan Tri Sakti, Legian Kuta," ujar IGN Sudiarta, di Badung, Kamis.
Ia mengatakan, pemindahan sementara (relokasi) ratusan pedangang tersebut dilakukan agar para pedagang dapat segera berjualan kembali selama pasar tersebut belum diperbaiki.
Sudiarta mengatakan, akan segera menggelar pecaruan atau upacara ritual di lokasi kebakaran agar kejadian serupa tidak terulang.
Namun, sebelum melakukan upacara ritual itu, pihaknya akan melakukan rapat desa atau paruman desa untuk rencana tersebut.
"Rencananya kami akan menggelar pecaruan pada 9 Januari 2016, kalau sudah disepakati dalam paruman nanti," ujar pria yang juga anggota DPRD Badung itu.
Ia menerangka, lokasi pasar yang terbakar itu memiliki luas lahan 40 are dan akibat kebakaran itu para pedagang merugi material mencapai Rp7 miliar hingga Rp8 miliar.
"Selain menimbulkan kerugian material, juga berdampak sosial terhadap keberlangsungan ekonomi pedagang yang berjualan di pasar tersebut," katanya.
Pihaknya menjelaskan, di pasar itu ada 18 kios dan 204 los. Sebagian besar pada 6 Januari dimangsa si jago merah yang juga membakar barang dagangan berupa sembako.
Untuk merehab pasar terebut, pihak Desa Adat Legian akan melakukan audiensi ke pemerintah dan memohon bantuan untuk membangun pasar yang telah menjadi urat nadi perekonomian masyarakat Legian tersebut.
"Kami akan melakukan audiensi baik ke lembaga dewan mapun eksekutif agar pasar ini bisa dibangun lagi," ujar Sudiarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016