Denpasar (Antara Bali) - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menyalurkan kredit program Dana Penguatan Modal (DPM) UUP/Subak Abian yang ditujukan kepada sektor pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan, dengan tingkat bunga yang ringan.

"Kredit DPM UUP/Subak Abian merupakan program sinergi antara Bank BPD Bali dengan Pemerintah Provinsi Bali dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mempercepat perkembangan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bunganya sangat ringan, yaitu hanya dua persen per tahun," kata Kadiv Kredit Bank BPD Bali I Nyoman Suastika di Denpasar, Rabu.

Dia melanjutkan, kredit DPM UUP/Subak Abian, diluncurkan sejak tahun 2007 dengan batasan plafond dari pemerintah daerah sebesar Rp13 miliar. Sisa kredit berjalan Rp11,6 miliar dan sisa dana sebesar Rp1,4 miliar.

Nasabah kredit ini meliputi kelompok subak abian, unit usaha produktif dan koperasi usaha perkebunan yang mempunyai pengolahan hasil perkebunan di Bali, seperti kopi gelondong merah segar, biji kakao basah atau gelondong mete.

Kredit ini diharapkan dapat langsung menyentuh petani (sektor hulu), dengan pemberian modal kerja untuk pembelian hasil kebun terlebih dahulu dari bank.

Harapannya dapat melepaskan petani dari jerat pembelian hasil komoditas dengan harga rendah, serta jerat rentenir yang banyak dialami petani di daerah-daerah. Apabila sampai terjerat rentenir, maka usaha pertanian justru menjadi beban yang memberatkan kehidupan petani.

Proses penyaluran Kredit DPM UUP/Subak Abian, Bank BPD Bali banyak mendapat dukungan langsung dari Dinas Perkebunan Provinsi Bali.

Bank BPD Bali adalah satu-satunya bank milik pemerintah daerah se-Provinsi Bali. Mengingat posisinya yang sangat strategis itu, Bank BPD Bali diharapkan senantiasa berada di garda terdepan, dengan senantiasa berperan aktif dalam menggerakkan perekonomian daerah Bali.

Peran itu difokuskan pada pelaksanaan upaya-upaya yang konsisten dan berkesinambungan dalam menggerakkan sektor riil serta peningkatkan bisnis Usaha kecil Mikro dan Menengah (UMKM) agar mampu bersaing dan antisipatif menjawab dinamisnya perubahan lansekap bisnis. Sektor riil dan UMKM Bali tidak hanya dihadapkan pada kompetisi domestik, tapi juga regional dan internasional yang semakin terbuka.

Selain mengemban misi sebagai penggerak perekonomian daerah, Bank BPD Bali juga harus mampu menjalankan usaha secara sehat melalui penerapan tata kelola yang baik di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat dan kompetitif baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional.

"Mudah-mudahan nanti pemda selaku rekanan pemilik dana dapat memberikan dana yang lebih besar, sehingga dapat disalurkan Bank BPD Bali kepada kelompok subak abian lainnya, dan kehidupan petani semakin membaik. Peran sebagai penggerak konomi pun bisa maksimal," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016