Denpasar (Antara Bali) - Perum Bulog Divisi Regional Bali menyerap 2.450 ton beras dari petani di daerah setempat atau baru sekitar 45 persen dari target 5.000 ton selama tahun 2015.

"Kami prediksi hal tersebut menyangkut faktor harga yang belum cocok dengan petani," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budita di Denpasar, Selasa.

Beras yang dibeli dari petani itu, ucap dia, memiliki kualitas medium plus.

Menurut dia, harga pembelian beras oleh pemerintah saat ini mencapai Rp7.300 per kilogram atau naik dari harga pembelian sebelumnya sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 terkait Harga Pembelian oleh Pemerintah untuk beras dan gabah yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Maret 2015.

Sebelumnya harga pembelian mencapai Rp6.600 berdasarkan aturan Inpres Nomor 3 tahun 2012.

Budita menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan sinergi dengan pemerintah daerah dan pusat khususnya Kementerian Pertanian untuk mendorong produksi padi lebih banyak.

Meski demikian, pihaknya tidak memungkiri bahwa faktor iklim kemarau berkepanjangan juga berpengaruh terhadap produksi padi.

Sementara itu pasokan kebutuhan beras di Bali masih didominasi dari luar daerah seperti Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur.

Saat ini jumlah stok beras di Bali mencapai 10 ribu ton yang diprediksi bertahan hingga tiga bulan mendatang.

Total konsumsi beras di Pulau Dewata rata-rata mencapai sekitar 2.300 ton per bulan.

Selain stok tersebut, Bulog Bali juga menerima sekitar 5.100 ton beras impor dari Vietnam yang saat ini tengah dalam proses bongkar muatan.

"Beras itu untuk cadangan beras pemerintah dan beras sejahtera tahun 2016," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015