Jakarta (Antara Bali) - Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerja sama dengan "Gulf Cooperation Council (GCC) Standardization Organization" (GSO) melaksanakan sosialisasi skema akreditasi sertifikasi jaminan halal serta memfasilitasi keberterimaan produk ekspor dengan tujuan Negara di Timur Tengah.
Kepala BSN Bambang Prasetya yang juga merupakan Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Jakarta, Senin mengatakan untuk dapat menghasilkan produk bermutu yang dapat menembus pasar global, diperlukan infrastruktur mutu yang terdiri dari metrologi, standar dan penilaian kesesuaian.
"Infrastruktur mutu tersebut merupakan infrastruktur terintegrasi yang diakui secara internasional sebagai infrastruktur yang diperlukan pelaku usaha untuk meningkatkan mutu produknya, dan digunakan oleh pemerintah untuk memastikan perlindungan konsumen kepada masyarakatnya," tuturnya.
Sebagaimana negara atau wilayah regional lainnya, GCC juga mengembangkan infrastruktur mutu tersebut sebagai salah satu piranti pengaturan pasar bagi produk yang dapat diedarkan di wilayahnya.
GSO merupakan organisasi regional yang bertanggung jawab untuk memastikan efektifitas infrastruktur mutu di kawasan tersebut.
"Karena itu BSN sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas infrastruktur mutu nasional Indonesia, dengan KAN yang menjalankan kegiatan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian di Indonesia bekerja sama dengan GSO dan Gulf Accreditation Council (GAC) dengan semangat saling menguntungkan dalam bentuk nota kesepahaman dalam bidang Standardisasi, Akreditasi dan Metrologi," ucap Bambang.
Terdapat berbagai komoditi nasional yang dibutuhkan oleh negara-negara anggota GCC, demikian pula Indonesia membutuhkan berbagai komoditas dari kawasan GCC.
"Oleh karena itu sebagai bagian dari umat Islam internasional, dengan Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, kerja sama dengan negara-negara anggota GCC dipandang akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak," ujarnya.
Selain itu, kondisi tersebut akan membawa pengaruh yang besar khususnya untuk meningkatkan volume perdagangan antar negara-negara Islam di dunia, tambahnya.
Bambang mengharapkan agar para pelaku usaha di Indonesia mampu memahami tentang potensi pasar di wilayah Timur Tengah sehingga mampu menghasilkan produk yang bermutu.
"Pada akhirnya, penetrasi ekspor produk Indonesia ke Timur Tengah semakin meningkat. Apalagi banyak produk Usaha Kecil Menengah (UKM) unggulan terutama produk pangan kemasan yang telah memiliki sertifikat halal," imbuhnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kepala BSN Bambang Prasetya yang juga merupakan Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Jakarta, Senin mengatakan untuk dapat menghasilkan produk bermutu yang dapat menembus pasar global, diperlukan infrastruktur mutu yang terdiri dari metrologi, standar dan penilaian kesesuaian.
"Infrastruktur mutu tersebut merupakan infrastruktur terintegrasi yang diakui secara internasional sebagai infrastruktur yang diperlukan pelaku usaha untuk meningkatkan mutu produknya, dan digunakan oleh pemerintah untuk memastikan perlindungan konsumen kepada masyarakatnya," tuturnya.
Sebagaimana negara atau wilayah regional lainnya, GCC juga mengembangkan infrastruktur mutu tersebut sebagai salah satu piranti pengaturan pasar bagi produk yang dapat diedarkan di wilayahnya.
GSO merupakan organisasi regional yang bertanggung jawab untuk memastikan efektifitas infrastruktur mutu di kawasan tersebut.
"Karena itu BSN sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas infrastruktur mutu nasional Indonesia, dengan KAN yang menjalankan kegiatan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian di Indonesia bekerja sama dengan GSO dan Gulf Accreditation Council (GAC) dengan semangat saling menguntungkan dalam bentuk nota kesepahaman dalam bidang Standardisasi, Akreditasi dan Metrologi," ucap Bambang.
Terdapat berbagai komoditi nasional yang dibutuhkan oleh negara-negara anggota GCC, demikian pula Indonesia membutuhkan berbagai komoditas dari kawasan GCC.
"Oleh karena itu sebagai bagian dari umat Islam internasional, dengan Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, kerja sama dengan negara-negara anggota GCC dipandang akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak," ujarnya.
Selain itu, kondisi tersebut akan membawa pengaruh yang besar khususnya untuk meningkatkan volume perdagangan antar negara-negara Islam di dunia, tambahnya.
Bambang mengharapkan agar para pelaku usaha di Indonesia mampu memahami tentang potensi pasar di wilayah Timur Tengah sehingga mampu menghasilkan produk yang bermutu.
"Pada akhirnya, penetrasi ekspor produk Indonesia ke Timur Tengah semakin meningkat. Apalagi banyak produk Usaha Kecil Menengah (UKM) unggulan terutama produk pangan kemasan yang telah memiliki sertifikat halal," imbuhnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015