Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Bali tumbuh positif selama tahun 2015 baik dari pengelolaan aset hingga penyaluran kredit yang meningkat.

"Ini semua tidak terlepas dari peran aktif pengurus bank baik direksi selaku pengelola maupun dewan komisaris selaku pengawas serta itikad baik pemilik bank dalam mengembangkan usaha bank," kata Kepala OJK Provinsi Bali, Zulmi dalam evaluasi kinerja Bank Perkreditan Rakyat se-Bali di Denpasar, Senin.

Menurut dia, perkembangan total aset BPR di Bali selama 10 bulan terakhir meningkat 15,37 persen dari Rp9,53 triliun menjadi Rp10,99 triliun.

Aset tersebut bersumber dari peningkatan dana pihak ketiga sebesar 11,32 persen dari Rp5,91 triliun menjadi Rp6,66 triliun.

Sumber dana yang diperoleh bank itu secara efektif disalurkan dalam bentuk kredit dengan peningkatan sebesar 12,50 persen dari Rp7,12 triliun menjadi Rp8,01 triliun.

"Penyaluran kredit BPR di Bali didominasi oleh kredit produktif sebesar 63,25 persen atau sebesar Rp5,07 triliun," imbuh Zulmi.

Penyaluran kredit produktif BPR itu, lanjut dia, terdiri dari kredit modal kerja sebesar Rp4,07 triliun atau 50,82 persen dan kredit investasi sebesar 12,43 persen atau hampir mendekati Rp1 triliun.

Dari total penyaluran kredit itu, sebesar 57,32 persen atau Ro4,59 triliun itu di antaranya tergolong sebagai kredit produktif untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Zulmi lebih lanjut menjelaskan bahwa BPR di Pulau Dewata juga tergolong efektif dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk mendapatkan pendapatan tercermin dari pengembalian aset atau "return on assets (ROA) sebesar 3,51 persen serta masih tergolong efisien dengan rasio biaya operasional terhadap rasio pendapatan operasional atau BOPO sebesar 74,88 persen.

"Permodalan bank masih cukup tinggi sebesar 16,38 persen pada 31 Oktober 2015. Itu sudah melebihi rasio minimal modal yakni 12 persen," ucapnya.

Tingkat kredit macet BPR atau NPL juga tergolong rendah dan cukup stabil yaitu sebesar 3,28 persen sedangkan fungsi dalam perekonomian sebagai mediator arus dana telah dilaksanakan baik oleh BPR dengan rasio sebesar 79,08 persen.

"Itu artinya masih ada ruang bagi BPR untuk ekspansi kredit tetapi tetap menerapkan prinsip kehati-hatian," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015