Gianyar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan di Provinsi Bali membuka program simpanan pelajar (Simpel) dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
"Kami menyasar perbankan di Bali karena ini potensinya sangat besar. Kami sedang menggarap Simpel di sejumlah daerah," kata Deputi Direktur Direktorat Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, kata Edwin Nurhadi di Gianyar, Kamis.
Untuk itu pihaknya mendorong perbankan untuk melakukan kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengajak para pelajar membuka program Simpel.
"Perbankan akan datang ke sekolah supaya pelajar merasakan sensasi menabung. Pembukaan rekening akan dilakukan di sekolah dan nanti dikoordinir oleh bank," ucapnya seraya menambahkan bahwa program tersebut bukan merupakan kewajiban bank namun OJK mendorong kontribusi dari perbankan.
Dia menjelaskan sejak September hingga Desember 2015, sudah ada sekitar 375.222 rekening simpanan pelajar pada 29 perbankan yang terdiri dari 17 bank umum konvensional dan 12 bank syariah di seluruh Indonesia dengan besaran nominal mencapai sekitar Rp21 miliar.
Sedangkan jumlah sekolah yang ikut berpartisipasi di seluruh Indonesia mencapai 5.126 sekolah.
Tahun 2016, pihaknya menargetkan 60 bank di Indonesia dan 200 BPR ikut berpartisipasi dalam program itu.
Simpel, lanjut Edwin, memberikan manfaat edukasi keuangan tentang produk tabungan, mendorong budaya gemar menabung dan melatih pengelolaan keuangan sejak dini bagi para siswa PAUD, Taman Kanak-kanak, sekolah dasar, SMP hingga SMA yang berusia dibawah 17 tahun dan belum memiliki KTP.
Sedangkan bagi para orangtua, memudahkan orangtua untuk mengontrol pengeluaran anak disamping mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan anak dalam mengelola keuangan.
Edwin menjelaskan bahwa dengan setoran awal RP5.000 dan setoran selanjutnya minimum Rp1.000, maka para siswa atau pelajar itu sudah bisa memiliki rekening tabungan tanpa biaya administrasi.
"Transaksi penarikan, penyetoran, dan pemindahbukuan dapat dilayani di sekolah dan semua chanel bank sesuai kebijakan masing-masing bank," katanya. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami menyasar perbankan di Bali karena ini potensinya sangat besar. Kami sedang menggarap Simpel di sejumlah daerah," kata Deputi Direktur Direktorat Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, kata Edwin Nurhadi di Gianyar, Kamis.
Untuk itu pihaknya mendorong perbankan untuk melakukan kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengajak para pelajar membuka program Simpel.
"Perbankan akan datang ke sekolah supaya pelajar merasakan sensasi menabung. Pembukaan rekening akan dilakukan di sekolah dan nanti dikoordinir oleh bank," ucapnya seraya menambahkan bahwa program tersebut bukan merupakan kewajiban bank namun OJK mendorong kontribusi dari perbankan.
Dia menjelaskan sejak September hingga Desember 2015, sudah ada sekitar 375.222 rekening simpanan pelajar pada 29 perbankan yang terdiri dari 17 bank umum konvensional dan 12 bank syariah di seluruh Indonesia dengan besaran nominal mencapai sekitar Rp21 miliar.
Sedangkan jumlah sekolah yang ikut berpartisipasi di seluruh Indonesia mencapai 5.126 sekolah.
Tahun 2016, pihaknya menargetkan 60 bank di Indonesia dan 200 BPR ikut berpartisipasi dalam program itu.
Simpel, lanjut Edwin, memberikan manfaat edukasi keuangan tentang produk tabungan, mendorong budaya gemar menabung dan melatih pengelolaan keuangan sejak dini bagi para siswa PAUD, Taman Kanak-kanak, sekolah dasar, SMP hingga SMA yang berusia dibawah 17 tahun dan belum memiliki KTP.
Sedangkan bagi para orangtua, memudahkan orangtua untuk mengontrol pengeluaran anak disamping mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan anak dalam mengelola keuangan.
Edwin menjelaskan bahwa dengan setoran awal RP5.000 dan setoran selanjutnya minimum Rp1.000, maka para siswa atau pelajar itu sudah bisa memiliki rekening tabungan tanpa biaya administrasi.
"Transaksi penarikan, penyetoran, dan pemindahbukuan dapat dilayani di sekolah dan semua chanel bank sesuai kebijakan masing-masing bank," katanya. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015