New York (Antara Bali) - Harga minyak dunia naik pada Kamis (Jumat pagi WIB) karena pedagang melindungi spekulasi mereka kalau-kalau organisasi negara pengekspor minyak OPEC mengejutkan pasar dan mengambil tindakan tegas dalam upaya memperketat pasokan.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) bertambah 1,14 dolar AS menjadi berakhir di 41,08 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, mengembalikan sebagian kerugian dalam sesi sebelumnya, ketika WTI berakhir di bawah 40 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Agustus.

Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik 1,35 dolar AS menjadi menetap pada 43,84 dolar AS per barel di perdagangan London.

Para pedagang belum memperkirakan pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menghasilkan perubahan yang signifikan dari kebijakan mempertahankan produksi tinggi yang telah berjalan selama setahun dalam usaha menjaga pangsa pasar.

Namun, investor juga sedikit gelisah kalau-kalau pertemuan Wina mengacaukan harapan. "Saya pikir ada banyak kekhawatiran bahwa ada potensi kejutan Desember, dimana Saudi datang dengan beberapa jenis skema untuk tahun depan guna mengurangi produksi," kata John Kilduff, mitra pendiri dari Again Capital.

"Dan saya kira ada banyak orang yang masuk sebelum waktunya ke pertemuan ini semakin takut keluar," katanya seperti dilansir kantor berita AFP.

Aksi beli pada Kamis "terbilang dapat diprediksi" mengingat akan ada pertemuan OPEC menurut Gene McGillian, pialang dan analis di Tradition Energy. "Kami bisa melihat kejutan untuk pasar."

Namun Kilduff dan McGillian mengatakan harga minyak diperkirakan turun lebih lanjut jika hasil pertemuan Jumat tidak ada tindakan signifikan.

Pasokan minyak mentah tetap pada tingkat tinggi dan pasar mengantisipasi lebih banyak minyak datang dari Iran ketikai sanksi dicabut, diperkirakan awal 2016.

Kenaikan harga minyak juga didukung pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya. Greenback yang lemah membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah dan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015