Denpasar (Antara Bali) - Komando Daerah Militer IX/Udayana menerapkan sistem deteksi dini bagi seluruh personelnya guna menangkal paham radikal dan aksi terorisme dari organisasi "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS).
Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letnan Kolonel Infantri J Hotman H di Denpasar, Rabu, mengatakan bahwa penangkalan tersebut dilakukan melalui kerja sama bersama instansi terkait di antaranya Polda Bali.
"Kami meningkatkan dan bekerja sama dengan pihak terkait seperti Polri dan masyarakat. Kami mendukung penuh untuk menghindarkan hal-hal yang tak diinginkan," katanya.
Pihaknya juga akan mengerahkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk melakukan deteksi dini di masyarakat mengingat Babinsa merupakan garda depan di desa.
Meski mengaku bahwa belum ada sinyalemen ataupun laporan pergerakan ISIS masuk wilayah Bali, NTB dan NTT, namun pihaknya tetap mewaspadai pergerakan organisasi yang kini menjadi target dunia itu.
"Sementara ini tidak ada (sinyalemen ISIS) tetapi tetap kami waspadai," ucapnya.
Peningkatan pengamanan di sejumlah pintu masuk juga dilakukan bekerja sama dengan Polri seperti di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai dan sejumlah pintu masuk lainnya.
"Pemetaan di tempat rawan juga sudah dilakukan bersama Polisi," imbuhnya.
Sejumlah negara di dunia kini meningkatkan keamanannya setelah penyerangan brutal di Paris, Prancis yang dilakukan oleh ISIS dengan menewaskan lebih dari 100 orang.
Sementara di Indonesia juga menerapkan hal serupa apalagi laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) merilis sekitar 100 orang pengikut ISIS telah kembali ke Indonesia dari Suriah yang dikhawatirkan membawa paham radikal dari organisasi bergaris keras itu. (NWD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letnan Kolonel Infantri J Hotman H di Denpasar, Rabu, mengatakan bahwa penangkalan tersebut dilakukan melalui kerja sama bersama instansi terkait di antaranya Polda Bali.
"Kami meningkatkan dan bekerja sama dengan pihak terkait seperti Polri dan masyarakat. Kami mendukung penuh untuk menghindarkan hal-hal yang tak diinginkan," katanya.
Pihaknya juga akan mengerahkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk melakukan deteksi dini di masyarakat mengingat Babinsa merupakan garda depan di desa.
Meski mengaku bahwa belum ada sinyalemen ataupun laporan pergerakan ISIS masuk wilayah Bali, NTB dan NTT, namun pihaknya tetap mewaspadai pergerakan organisasi yang kini menjadi target dunia itu.
"Sementara ini tidak ada (sinyalemen ISIS) tetapi tetap kami waspadai," ucapnya.
Peningkatan pengamanan di sejumlah pintu masuk juga dilakukan bekerja sama dengan Polri seperti di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai dan sejumlah pintu masuk lainnya.
"Pemetaan di tempat rawan juga sudah dilakukan bersama Polisi," imbuhnya.
Sejumlah negara di dunia kini meningkatkan keamanannya setelah penyerangan brutal di Paris, Prancis yang dilakukan oleh ISIS dengan menewaskan lebih dari 100 orang.
Sementara di Indonesia juga menerapkan hal serupa apalagi laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) merilis sekitar 100 orang pengikut ISIS telah kembali ke Indonesia dari Suriah yang dikhawatirkan membawa paham radikal dari organisasi bergaris keras itu. (NWD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015