Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Kongres ke-29
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pekanbaru, Provinsi Riau, Minggu.
"Anda datang di sini sebagai insan akademis, artinya mendahulukan akal, mendahulukan logika dan perilaku yang baik untuk suatu yang kita cita-citakan," kata Wapres dalam sambutan pembukaannya.
Menurut Wapres, untuk mencapai cita-cita membangun bangsa maka dibutuhkan persatuan dan kerja keras.
Ia pun mengimbau HMI untuk tidak mendahulukan amarah dan tindakan protes anarkis dalam menyampaikan keinginan, namun menggunakan akal dan logika yang baik.
"Karena tanpa akal sehat kita tidak akan disini (mencapai pembangunan). Tanpa itu negara tidak akan maju, tanpa inovasi suatu negara akan terbelakang. Itulah yang mendasari HMI," ujarnya.
Menurut Wapres, dengan mengutamakan sejumlah nilai tersebut maka jiwa dan tujuan himpunan dapat terus terjaga.
Jusuf Kalla pun berharap masyarakat dan pemuda Islam dapat lebih memberikan peran dan turut serta dalam pembangunan melalui usaha di bidang ekonomi.
"Bahwa ada ketidakseimbangan khususnya di bidang ekonomi, khususnya di bidang usaha dan sumber daya manusia," ujarnya.
Sementara itu Ketua PB HMI Arief Rosyid Hasan meminta pemerintah untuk berfokus kepada pembangunan pemuda.
"Seharusnya subjek pembangunan kita adalah pemuda, mengingat kita memiliki 20 persen pemuda dari seluruh penduduk," kata Arief.
Selain itu, Ketua HMI juga meminta pemerintah untuk mengatasi bencana asap agar tidak terjadi di tahun mendatang.
Arief juga berharap pemerintah mampu membenahi kualitas dan kinerja sumber daya manusia di Indonesia, khususnya Riau.
"Perubahan harus dikelola dengan baik agar mencapai hasil yang maksimal," ujar Arief.
Kongres HMI se-Indonesia dilaksanakan pada 22-26 November di Pekanbaru, Provinsi Riau dengan agenda memilih pemimpin himpunan berikutnya.
Sejumlah menteri yang hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Pembangunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursidan Baldan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Anda datang di sini sebagai insan akademis, artinya mendahulukan akal, mendahulukan logika dan perilaku yang baik untuk suatu yang kita cita-citakan," kata Wapres dalam sambutan pembukaannya.
Menurut Wapres, untuk mencapai cita-cita membangun bangsa maka dibutuhkan persatuan dan kerja keras.
Ia pun mengimbau HMI untuk tidak mendahulukan amarah dan tindakan protes anarkis dalam menyampaikan keinginan, namun menggunakan akal dan logika yang baik.
"Karena tanpa akal sehat kita tidak akan disini (mencapai pembangunan). Tanpa itu negara tidak akan maju, tanpa inovasi suatu negara akan terbelakang. Itulah yang mendasari HMI," ujarnya.
Menurut Wapres, dengan mengutamakan sejumlah nilai tersebut maka jiwa dan tujuan himpunan dapat terus terjaga.
Jusuf Kalla pun berharap masyarakat dan pemuda Islam dapat lebih memberikan peran dan turut serta dalam pembangunan melalui usaha di bidang ekonomi.
"Bahwa ada ketidakseimbangan khususnya di bidang ekonomi, khususnya di bidang usaha dan sumber daya manusia," ujarnya.
Sementara itu Ketua PB HMI Arief Rosyid Hasan meminta pemerintah untuk berfokus kepada pembangunan pemuda.
"Seharusnya subjek pembangunan kita adalah pemuda, mengingat kita memiliki 20 persen pemuda dari seluruh penduduk," kata Arief.
Selain itu, Ketua HMI juga meminta pemerintah untuk mengatasi bencana asap agar tidak terjadi di tahun mendatang.
Arief juga berharap pemerintah mampu membenahi kualitas dan kinerja sumber daya manusia di Indonesia, khususnya Riau.
"Perubahan harus dikelola dengan baik agar mencapai hasil yang maksimal," ujar Arief.
Kongres HMI se-Indonesia dilaksanakan pada 22-26 November di Pekanbaru, Provinsi Riau dengan agenda memilih pemimpin himpunan berikutnya.
Sejumlah menteri yang hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Pembangunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursidan Baldan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015