Tabanan (Antara Bali) - Pedagang cinderamata di sejumlah objek wisata di Bali mengeluhkan menurunnya hasil penjualan akibat sepinya kunjungan wisatawan sebagai imbas dari erupsi Gunung Barujari, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Sejak terjadinya erupsi Gunung Barujari, di Lombok, dagangan saya sepi pembeli, susah sekarang berjualan karena tamu yang datang ke tempat wisata sangat sepi," kata Nyoman Suciani, seorang pegadang di objek wisata Tanah Lot, Tabanan, Jumat.

Nyoman Suciani mengaku, dari sejak pagi hingga sore hari, hasil jualannya baru memperoleh uang Rp50 ribu, hasil tersebut jauh tidak seperti hari biasanya.

"Iya semenjak ada erupsi susah jualan , karena sepi pembeli. Sebelum erupsi tingkat kunjungan wisatawan ke Tanah Lot ramai dan jualan saya pun ikut ramai," imbuhnya.

Suciani menambahkan, jika hari nomal biasanya perhari bisa mendapatkan keuntungan jualan dari Rp200 ribu sampai Rp300 ribu.

Dengan sepinya kondisi akibat erupsi Gunung Barujari, Suciani berharap agar kondisi seperti ini segera berakhir dan kembali normal, agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Ya, saya berdoa agar situasi cepat kembali normal, agar jualan bisa ramai lagi dan dengan ramai saya bisa membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan," ulasnya.

Manajer Operasional Tanah Lot, Ketut Toya Adnyana, mengatakan, adanya dampak erupsi Gunung Barujari yang mengakibatkan Bandara Ngurah Rai, Denpasar melakukan sistem buka tutup sejak Selasa (3/11) sampai dengan Senin (9/11) membuat kerugian yang sangat besar bagi sektor pariwisata di Bali.

"Jelas sangat berdampak bagi kami pengelola tempat wisata, dengan erupsi Gunung Barujari tingkat kunjungan wisatawan ke Tanah Lot menurun hingga 40 persen," ujarnya.

Ia mengatakan, data tingkat kunjungan wisatawan untuk hari normal sebelum terkena dampak erupsi, jumlah kunjungan bisa mencapai 7000 pengunjung perhari. Namun akibat terkena dampak erupsi Gunung Barujari tingkat kunjungan menurun perharinya 5000 pengunjung. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Pande Yudha

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015