Jakarta (Antara Bali) - Riset teknologi dari luar negeri perlu
dicermati untung ruginya bagi Indonesia, termasuk Proyek Balon Internet
Google yang akan diuji coba di Indonesia, kata Direktur Riset Teknologi
Informasi dan Komunikasi BPPT Dr Michael Andreas Purwoadi.
"Semua riset di Indonesia harus dicermati apakah nantinya tidak merugikan pemerintah dan rakyatnya dari sisi ekonomi. Bagaimana dari sisi keamanan," kata Michael di sela Seminar "Network Security Operation, Tantangan Kini dan Masa Depan serta Solusinya" di Jakarta, Senin.
Ia mencontohkan, Tiongkok yang pernah meminta izin meluncurkan satelitnya dari Indonesia namun harus ada kapal-kapal yang masuk ke perairan Indonesia, sehingga perlu dicermati dampaknya bagi keamanan informasi dan komunikasi dalam negeri.
Demikian pula proyek balon google yang akan diujicobakan di Indonesia selama setahun pada 2016 dan diterbangkan ribuan km ke angkasa dengan monitor pergerakan angin dan peralatan lainnya, serta pemakaian frekuensi milik operator di Indonesia, ujarnya.
Namun demikian Michael juga memandang positif riset yang dilakukan oleh google tersebut karena proyek Loon akan mampu memberi akses kepada belasan ribu pulau yang terpencar dan terpencil di Indonesia ke internet.
Cara kerjanya, ujar dia, BTS (base transceiver station) yang dimiliki operator di Indonesia mengirim sinyal ke balon Google, kemudian balon tersebut akan memancarkan koneksi sinyal internet ke pengguna ponsel di daratan.
"Kalau menggunakan Fiber Optik seperti teknologi yang ada sekarang sangat mahal, tidak mungkin menjangkau untuk setiap pulau yang ada di Indonesia," katanya.
Vice President Project Loon Google Mike Cassidy sebelumnya mengatakan Project Loon-nya dalam waktu dekat akan meluncurkan ribuan balon untuk menyediakan akses internet dari angkasa, di mana balon-balon tersebut juga diterbangkan di kawasan tropis seperti Indonesia.
Jika uji coba balon google berhasil, di masa depan Layanan Loon ini akan ditawarkan kepada para penyedia layanan internet baik di Indonesia maupun di dunia. Layanan Loon mengklaim akan menghubungkan masyarakat di daerah terpencil dengan internet.
Dalam seminar tersebut BPPT juga menguji coba Next Generation Firewall yang merupakan sistem keamanan dengan kemampuan identifikasi lalu lintas internet secara detail dibandingkan dengan firewall yang ada saat ini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Semua riset di Indonesia harus dicermati apakah nantinya tidak merugikan pemerintah dan rakyatnya dari sisi ekonomi. Bagaimana dari sisi keamanan," kata Michael di sela Seminar "Network Security Operation, Tantangan Kini dan Masa Depan serta Solusinya" di Jakarta, Senin.
Ia mencontohkan, Tiongkok yang pernah meminta izin meluncurkan satelitnya dari Indonesia namun harus ada kapal-kapal yang masuk ke perairan Indonesia, sehingga perlu dicermati dampaknya bagi keamanan informasi dan komunikasi dalam negeri.
Demikian pula proyek balon google yang akan diujicobakan di Indonesia selama setahun pada 2016 dan diterbangkan ribuan km ke angkasa dengan monitor pergerakan angin dan peralatan lainnya, serta pemakaian frekuensi milik operator di Indonesia, ujarnya.
Namun demikian Michael juga memandang positif riset yang dilakukan oleh google tersebut karena proyek Loon akan mampu memberi akses kepada belasan ribu pulau yang terpencar dan terpencil di Indonesia ke internet.
Cara kerjanya, ujar dia, BTS (base transceiver station) yang dimiliki operator di Indonesia mengirim sinyal ke balon Google, kemudian balon tersebut akan memancarkan koneksi sinyal internet ke pengguna ponsel di daratan.
"Kalau menggunakan Fiber Optik seperti teknologi yang ada sekarang sangat mahal, tidak mungkin menjangkau untuk setiap pulau yang ada di Indonesia," katanya.
Vice President Project Loon Google Mike Cassidy sebelumnya mengatakan Project Loon-nya dalam waktu dekat akan meluncurkan ribuan balon untuk menyediakan akses internet dari angkasa, di mana balon-balon tersebut juga diterbangkan di kawasan tropis seperti Indonesia.
Jika uji coba balon google berhasil, di masa depan Layanan Loon ini akan ditawarkan kepada para penyedia layanan internet baik di Indonesia maupun di dunia. Layanan Loon mengklaim akan menghubungkan masyarakat di daerah terpencil dengan internet.
Dalam seminar tersebut BPPT juga menguji coba Next Generation Firewall yang merupakan sistem keamanan dengan kemampuan identifikasi lalu lintas internet secara detail dibandingkan dengan firewall yang ada saat ini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015