Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta meminta Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) aktif memberikan informasi yang benar kepada rekan sebaya terkait pencegahan AIDS dan penyalahgunaan narkoba.

"Dengan memberikan pemahaman sejak dini secara berkelanjutan kepada siswa tentang bahaya HIV/AIDS dan narkoba, diharapkan dapat menekan masalah," kata Sudikerta pada kegiatan penilaian KSPAN tingkat SMA/SMK Provinsi Bali di SMAN 2 Denpasar, Jumat.

Menurut dia, KSPAN perannya sangat strategis dalam membentengi generasi muda dari penyakit AIDS dan penyalahgunaan narkoba.

Ia mengatakan, permasalahan HIV/AIDS dan narkoba di Bali semakin berkembang dan kompleks. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, kasus HIV dan AIDS sejak ditemukann pertama kali tahun 1987 sampai bulan September 2015 berjumlah 12.667 kasus dengan rata-rata temuan mencapai 120 per bulan.

Penularan penyakit tersebut tidak hanya terjadi pada kelompok risiko tinggi seperti PSK, pengguna narkoba suntik, homoseks, dan pelanggan PSK akan tetapi sudah menginfeksi ibu rumah tangga, remaja dan anak-anak serta balita.

Data menunjukkan bahwa 80 persen lebih kasus HIV/AIDS terdapat pada kelompok usia produktif dan seksual aktif yakni 14-49 tahun. "Kelompok pelajar SMP-SMA dan angkatan kerja adalah kelompok yang masuk kisaran usia tersebut," ujar Sudikerta.

Sedangkan cara penularan HIV/AIDS masih tetap ada tiga yaitu: hubungan seks berisiko, berbagi jarum suntik tercemar virus HIV dan melalui ibu ke bayinya.

Menyikapi permasalahan tersebut, tambah Sudikerta, Pemerintah Provinsi Bali telah mengambil kebijakan melalui rakor Bupati/Wali kota se-Bali dengan meningkatkan dan menggalakkan kegiatan KSPAN di sekolah dan Kader Desa Peduli AIDS (KDPA) di seluruh desa.

Selain itu, dia juga mengingatkan HIV tidak menular dengan cara bersalaman, berpelukan, tinggal bersama serumah dengan pengidap HIV, bekerja bersama orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Denpasar, Ketut Sunarta, dalam laporannya menyampaikan penilaian KSPAN tidak sekadar kompetisi antar sekolah akan tetapi mendidik serta membimbing siswa agar tidak terdampak HIV/AIDS serta menjauhi narkoba adalah tujuan utamnya.

"Meskipun dalam perlombaan pasti ada kalah dan menang, tetapi bukan itu tujuan utama," jelasnya.

Ia juga menyampaikan persiapan yang dilaksanakan oleh sekolah dalam mengikuti lomba KSPAN tidak dipersiapkan secara spesial karena sudah dibentuk kader-kader siswa yang peduli terhadap HIV/AIDS dan Narkoba yang tergabung dalam KSPAN.

Melalui KSPAN tersebut siswa diberikan sosialisasi dan pembelajaran serta kegiatan positif untuk menghindari HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkoba tersebut.

Ketut Sunarta menambahkan SMAN 2 Denpasar sanggup dan siap untuk anti terhadap narkoba serta menghindari HIV/AIDS. "Terpenting bekal yang diperoleh pada hari ini dapat diimplementasikan di masyarakat," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015