Jakarta (Antara Bali) - Penyakit asma yang tak terkontrol dengan baik bisa meningkat derajat keparahannya dan berakibat kematian. 

"Asma kalau sudah berat dan tak terkontrol, bisa mengancam jiwa," ujar spesialis paru dan pernapasan dari RS Siloam Asri, dr. Prasenohadi, SpP, di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut menurut dia, dalam kondisi ini asma biasanya disertai gagal nafas akibat kurangnya oksigen di dalam paru-paru sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuh. 

Bila begini, pasien berusaha bernafas sedalam-dalamnya hingga kelelahan. Kemudian, kadar oksigen yang rendah dalam darah sementara karbondioksida meningkat bisa menyebabkan gangguan fungsi otak, sehingga tingkat kesadaran pun turun. 

Prasenohadi menyebutkan orang yang pernah dirawat karena asma dalam setahun terakhir, kemudian sangat tergantung pada obat semprot dalam satu bulan dan tidak patuh pada pengobatan berisiko terenggut jiwanya karena asma. 

"Selain itu, pada saat terjadinya serangan, pasien sedang memakai dan baru menghentikan penggunaan obat antiradang orak atau tidak sedang menggunakan obat antiradang inhalas," kata dia. 

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas bawah yang menimbulkan gejala episodik berulang seperti mengi (suara melengking ketika bernapas), sesak napas, dada terasi berat dan batuk terutama di malam atau dini hari. 

"Gejala episodik tersebut berhubungan dengan sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifar reversibel dengan atau tanpa pengobatan," ujar Prof.dr. Nirwan Arief dalam kesempatan yang sama. 

Secara umum, kata dia, dampak asma dapat menurunkan kualitas hidup terutama pada penderita yang sering mendapat serangan.(WDY)

Pewarta: Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015