Jakarta (Antara Bali) - Spesialis ortopedi mengungkapkan,
mengurangi pemberian beban pada lutut merupakan upaya meminimalkan
risiko terjadinya osteoarthritis (OA) atau radang sendi pada lutut.
"Meningkatnya tekanan pada titik (sendi) tertentu bisa menjadi penyebab OA. Mengurangi beban pada sendi bisa membantu mencegah OA," ujar dr. Andrian W.Tarigan, Sp.OT, di Jakarta, Selasa.
Menanggapi hal ini, salah seorang pengajar Tai Chi, Martin Rizal S, mengungkapkan, cara berdiri tanpa memposisikan lutut dalam keadaan terkunci (saat berdiri posisi lutut benar-benar lurus), merupakan salah satu cara mengurangi beban pada lutut.
"Sebaiknya saat berdiri lutut tidak dikunci, tetapi agak dilonggarkan, agar beban tubuh tidak bertumpu di lutut," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Adrian mengatakan, selain sendi lutut, anggota tubuh lain seperti sendi tangan, panggul dan bahu, juga umum mengalami OA.
Gejala umum yang dirasakan penderita di antaranya nyeri disertai bengkak pada salah satu sendi. Bila begitu, dokter umumnya akan memberikan obat seperti analgetik dan anti bengkak. Namun, bila nyeri tak juga teratasi, maka tindakan operasi bisa menjadi pilihan.
Adrian menuturkan, di Indonesia OA umumnya terjadi pada mereka yang berusia di atas usia 50 tahun. Pria berpeluang menderita OA sekitar 37 persen. Sementara perempuan risiko terkena OA lebih tinggi, yakni 53 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Meningkatnya tekanan pada titik (sendi) tertentu bisa menjadi penyebab OA. Mengurangi beban pada sendi bisa membantu mencegah OA," ujar dr. Andrian W.Tarigan, Sp.OT, di Jakarta, Selasa.
Menanggapi hal ini, salah seorang pengajar Tai Chi, Martin Rizal S, mengungkapkan, cara berdiri tanpa memposisikan lutut dalam keadaan terkunci (saat berdiri posisi lutut benar-benar lurus), merupakan salah satu cara mengurangi beban pada lutut.
"Sebaiknya saat berdiri lutut tidak dikunci, tetapi agak dilonggarkan, agar beban tubuh tidak bertumpu di lutut," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Adrian mengatakan, selain sendi lutut, anggota tubuh lain seperti sendi tangan, panggul dan bahu, juga umum mengalami OA.
Gejala umum yang dirasakan penderita di antaranya nyeri disertai bengkak pada salah satu sendi. Bila begitu, dokter umumnya akan memberikan obat seperti analgetik dan anti bengkak. Namun, bila nyeri tak juga teratasi, maka tindakan operasi bisa menjadi pilihan.
Adrian menuturkan, di Indonesia OA umumnya terjadi pada mereka yang berusia di atas usia 50 tahun. Pria berpeluang menderita OA sekitar 37 persen. Sementara perempuan risiko terkena OA lebih tinggi, yakni 53 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015