Negara (Antara Bali) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membantu Pemkab Jembrana membuat kebun raya di areal Pura Jagatnatha, yang ditandai dengan penandatangan MoU antar dua institusi tersebut.
Dalam siaran persnya, Bagian Humas Pemkab Jembrana mengatakan, penandatanganan MoU ini dilakukan antara Bupati I Putu Artha dengan Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain, di Kebun Raya Ekasari, Kabupaten Tabanan, Senin.
"Kebun raya di Kabupaten Jembrana akan berada di kota, dengan nama Kebun Raya Jagatnatha. Ini merupakan kebun raya daerah yang pertama di Bali," kata Kepala Bagian Humas Dan Protokol Jembrana Made Budhiarta.
Menurutnya, saat penandatangan nota kesepahaman tersebut, Zulkarnain mengatakan, kebun raya bukan hanya merupakan destinasi pariwisata, tapi juga merupakan lokasi konservasi bagi berbagai spesies tumbuhan, khususnya yang sudah langka.
Ia mengatakan, dengan menyelamatkan spesies langka, berarti generasi saat ini bisa mencegah ketidakadilan bagi generasi yang akan datang, karena masih bisa melihat langsung spesies tersebut.
"Kalau spesiesnya sampai punah, itu merupakan ketidakadilan bagi generasi yang akan datang, karena tidak bisa melihatnya secara langsung," kata Budhiarta, mengutip Zulkarnain.
Menurutnya, selain berfungsi sebagai wisata dan konservasi, kebun raya juga bisa menjadi pusat penelitian berbagai tumbuhan, termasuk sebagai sarana pendidikan, bahkan juga bisa sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kebun raya di Kabupaten Jembrana ini, rencananya hampir sama dengan di Kota Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, namun dengan luas yang berbeda.
Jika Purwodadi memiliki kebun raya seluas 87 hektare, Kabupaten Jembrana untuk sementara menggunakan lahan seluas 8 hektare, namun akan ditekankan untuk berfungsi maksimal.
Untuk pendanaan, pembangunan kebun raya ini akan menggunakan APBN dari kementerian terkait, APBD kabupaten, serta sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat, dengan target penyelesaian selama lima tahun.
Bupati I Putu Artha mengatakan, dengan adanya kebun raya daerah ini, pihaknya berharap, kunjungan wisatawan akan naik, sehingga bisa membantu ekonomi masyarakat sekitar.
"Selama ini wisatawan, khususnya domestik hanya lewat saja di Kabupaten Jembrana. Dengan adanya kebun raya ini, kami harapkan mereka singgah di daerah kami," katanya.
Selain berisi berbagai macam tumbuhan, menurutnya, lewat kebun raya ini pengunjung akan dikenalkan dengan berbagai objek wisata di Jembrana, termasuk kekayaan kulinernya.
Untuk tumbuhan yang ditanam, ia berpesan, untuk menanam yang berkaitan dengan sarana dan prasarana upacara masyarakat Bali, termasuk tumbuhan yang bisa digunakan untuk obat.
Meskipun dalam MoU ditargetkan lima tahun untuk menyelesaikan kebun raya ini, dengan komitmen yang kuat, pihaknya menargetkan tiga tahun sudah bisa dikunjungi.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Dalam siaran persnya, Bagian Humas Pemkab Jembrana mengatakan, penandatanganan MoU ini dilakukan antara Bupati I Putu Artha dengan Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain, di Kebun Raya Ekasari, Kabupaten Tabanan, Senin.
"Kebun raya di Kabupaten Jembrana akan berada di kota, dengan nama Kebun Raya Jagatnatha. Ini merupakan kebun raya daerah yang pertama di Bali," kata Kepala Bagian Humas Dan Protokol Jembrana Made Budhiarta.
Menurutnya, saat penandatangan nota kesepahaman tersebut, Zulkarnain mengatakan, kebun raya bukan hanya merupakan destinasi pariwisata, tapi juga merupakan lokasi konservasi bagi berbagai spesies tumbuhan, khususnya yang sudah langka.
Ia mengatakan, dengan menyelamatkan spesies langka, berarti generasi saat ini bisa mencegah ketidakadilan bagi generasi yang akan datang, karena masih bisa melihat langsung spesies tersebut.
"Kalau spesiesnya sampai punah, itu merupakan ketidakadilan bagi generasi yang akan datang, karena tidak bisa melihatnya secara langsung," kata Budhiarta, mengutip Zulkarnain.
Menurutnya, selain berfungsi sebagai wisata dan konservasi, kebun raya juga bisa menjadi pusat penelitian berbagai tumbuhan, termasuk sebagai sarana pendidikan, bahkan juga bisa sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kebun raya di Kabupaten Jembrana ini, rencananya hampir sama dengan di Kota Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, namun dengan luas yang berbeda.
Jika Purwodadi memiliki kebun raya seluas 87 hektare, Kabupaten Jembrana untuk sementara menggunakan lahan seluas 8 hektare, namun akan ditekankan untuk berfungsi maksimal.
Untuk pendanaan, pembangunan kebun raya ini akan menggunakan APBN dari kementerian terkait, APBD kabupaten, serta sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat, dengan target penyelesaian selama lima tahun.
Bupati I Putu Artha mengatakan, dengan adanya kebun raya daerah ini, pihaknya berharap, kunjungan wisatawan akan naik, sehingga bisa membantu ekonomi masyarakat sekitar.
"Selama ini wisatawan, khususnya domestik hanya lewat saja di Kabupaten Jembrana. Dengan adanya kebun raya ini, kami harapkan mereka singgah di daerah kami," katanya.
Selain berisi berbagai macam tumbuhan, menurutnya, lewat kebun raya ini pengunjung akan dikenalkan dengan berbagai objek wisata di Jembrana, termasuk kekayaan kulinernya.
Untuk tumbuhan yang ditanam, ia berpesan, untuk menanam yang berkaitan dengan sarana dan prasarana upacara masyarakat Bali, termasuk tumbuhan yang bisa digunakan untuk obat.
Meskipun dalam MoU ditargetkan lima tahun untuk menyelesaikan kebun raya ini, dengan komitmen yang kuat, pihaknya menargetkan tiga tahun sudah bisa dikunjungi.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015