Jakarta (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menyatakan bahwa TNI-AU akan mengirimkan pesawat Hercules C-130 untuk
mendukung operasi hujan buatan di wilayah kebakaran hutan dan lahan.
"Presiden telah memerintahkan hujan buatan ditingkatkan saat banyak awan seperti sekarang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan, pada saat ini sudah ada empat pesawat terbang yaitu tiga pesawat Casa dan satu pesawat CN-295 yang terus terbang melakukan penyemaian awan.
"Namun operasi udara akan diperkuat dengan pesawat hercules yang akan segera dikirimkan," katanya.
Pesawat-pesawat tersebut, kata dia, akan ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Palangkaraya.
"Total 284,9 ton garam (NaCl) ditaburkan ke dalam awan sejak Juni hingga sekarang," katanya.
Hujan buatan, kata dia, akan dilakukan oleh BPPT, BNPB, TNI AU dan KLHK.
"Garam dapur (NaCl) dengan butiran sangat kecil ditaburkan pada awan-awan Cummulus," katanya.
Butir NaCl, kata dia, bersifat higroskopis yang menyerap butir-butir air dalam awan sehingga bertambah besar ukuran butirnya.
"Adanya proses tumbukan dan penggabungan di dalam awan menyebabkan turunnya hujan," katanya.
Dia menambahkan, sesuai dengan prediksi BMKG bahwa tanggal 26 hingga 31 Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, maka Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Presiden telah memerintahkan hujan buatan ditingkatkan saat banyak awan seperti sekarang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan, pada saat ini sudah ada empat pesawat terbang yaitu tiga pesawat Casa dan satu pesawat CN-295 yang terus terbang melakukan penyemaian awan.
"Namun operasi udara akan diperkuat dengan pesawat hercules yang akan segera dikirimkan," katanya.
Pesawat-pesawat tersebut, kata dia, akan ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Palangkaraya.
"Total 284,9 ton garam (NaCl) ditaburkan ke dalam awan sejak Juni hingga sekarang," katanya.
Hujan buatan, kata dia, akan dilakukan oleh BPPT, BNPB, TNI AU dan KLHK.
"Garam dapur (NaCl) dengan butiran sangat kecil ditaburkan pada awan-awan Cummulus," katanya.
Butir NaCl, kata dia, bersifat higroskopis yang menyerap butir-butir air dalam awan sehingga bertambah besar ukuran butirnya.
"Adanya proses tumbukan dan penggabungan di dalam awan menyebabkan turunnya hujan," katanya.
Dia menambahkan, sesuai dengan prediksi BMKG bahwa tanggal 26 hingga 31 Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, maka Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015