Denpasar (Antara Bali) - Desa Pakraman Nongan, Kabupaten Karangasem melakukan revitalisasi pasar tradisional dan pasar senggol "Puja Sera" dalam upaya menyajikan kuliner tradisional serta upaya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Bendesa (Ketua Adat) Pakraman Nongan, Karangasem I Gusti Ngurah Wiryanata MSi di Karangasem, Bali, Senin, mengatakan revitalisasi pasar tradisional yang ada sejak tahun 1950-an, dan membangun pasar senggol "Puja Sera" sekitar setahun lalu bertujuan untuk mengairahkan perekonomian masyarakat desa.

"Langkah yang dilakukan dalam revitalisasi pasar tradisional adalah kembali menghidupkan pasar pagi dan membangun pasar senggol tersebut. Memang kami tidak pungkiri keberadaan pasar tradisional Desa Nongan kini boleh dibilang mati suri, seiring perkembangan zaman dan kemudahan warga mendapatkan kebutuhan sehari-hari di toko atau warung terdekat," ucap mantan Pengurus DPD KNPI Bali itu.

Ngurah Wiryanata mengatakan untuk mengairahkan dan mendapatkan pengetahuan dalam pengelolaan pasar, maupun pembinaan terhadap pedagang pasar senggol dan usaha kecil rumah tangga dalam mendukung perekonomian warga, pihaknya bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan Universitas Udayana dan instansi terkait.

"Langkah yang kami lakukan adalah bekerja sama dengan instansi terkait, antara lain UKM Kewirausahaan Universitas Udayana untuk dapat memberikan informasi dan pembinaan, sehingga keberadaan pasar tradisional dan Pasar Senggol Puja Sera lebih eksis. Pada Minggu (25/10) para pedagang dan usaha industri kecil di Nongan mendapat pembinaan dari UKM Unud dengan mendatangkan narasumber dari BPPOM Denpasar," ujar Ngurah Wiryanata yang didampingi Kepala Desa Nongan Wayan Daging, SP.

Ia mengatakan potensi Desa Nongan cukup strategis,mulai dari geografis pemandangan alam dan hasil pertaniannya cukup beragam, karena lokasi desa cukup dekat sekitar 10 kilometer arah menuju Pura Agung Besakih.

"Hasil komoditas pertanian di Desa Nongan antara lain buah salak, kelapa dalam lainnya. Bahkan buah salak yang mencapai puluhan hektare semua organik. Begitu soal pemandangan alam cukup bagus, karena memiliki pesona alam sawah, sungai dipadu dengan keindahan Gunung Agung. Namun potensi tersebut belum digarap menjadi objek wisata," ujarnya.

Dikatakan, perencanaan untuk menjadikan Desa Nongan sebagai tujuan wisata alam sudah ada, namum sampai saat ini belum bisa terealisasi, karena masih perlu perencanaan yang lebih matang, dan belum ada dukungan dari pemerintah daerah.

"Kami ingin mengembangkan Desa Nongan menjadi desa tujuan wisata, salah satunya agro wisata. Terbukti belum dikelola sudah banyak wisatawan datang ke desa kami. Seperti dengan dibukanya agro wisata di Banjar Tengah, setiap hari kunjungan cukup ramai. Apalagi pengembangan wisata desa dikelola oleh Desa Pakraman Nongan, kunjungan wisatawan dipastikan lebih banyak lagi," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, dalam pengembangan desa wisata perlu juga sentuhan Pemerintah Kabupaten Karangasem dan Provinsi Bali, sehingga masyarakat desa juga menikmati "kue" pariwisata Pulau Dewata.

"Potensi desa kami cukup besar untuk mengembangan komonitas pertanian dan wisata agro. Karena itu kami perlu dukungan pemangku kepentingan pariwisata dan pemerintah. Sehingga nantinya Desa Nongan bisa berkontribusi sebagai penunjang sektor pariwisata. Dan diharapkan warga setempat bisa mandiri dengan dibukanya lapangan pekerjaan tersebut," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015