Negara (Antara Bali) - Fasilitas cuci darah di RSU Negara, Kabupaten Jembrana kurang, sehingga masih banyak warga yang harus melakukannya ke Denpasar.
"Untuk saat ini kami baru memiliki delapan alat cuci darah, sehingga tampak masih kurang. Tapi saat nanti sudah ada sebelas unit, saya rasa akan mencukupi," kata Bupati I Putu Artha, saat dikonfirmasi di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, jumlah alat cuci darah di RSU Negara akan ditambah, dari delapan saat ini menjadi sebelas unit dalam waktu dekat.
Namun ia juga mengakui, jumlah pasien cuci darah terus meningkat, dari awalnya 37 orang menjadi 60 orang, sehingga sebagian harus melakukan cuci darah di rumah sakit di luar RSU Negara.
"Kalau untuk 37 orang delapan alat yang ada sekarang sudah mencukupi, karena yang mendaftar bertambah sampai 60 orang, sebagian dirujuk ke RSU Sanglah," ujarnya.
Sebelumnya Direktur RSU Negara dr Made Dwipayana mengatakan, delapan unit alat cuci darah yang ada terpakai penuh setiap harinya, bahkan hingga malam hari.
Karena terus beroperasi, menurutnya, petugas medis yang khusus melayani pasien di bagian tersebut sulit untuk mengambil cuti, di luar libur rutin yang ditentukan.
Ia mengatakan, dari delapan alat yang ada, satu dikhususkan untuk pasien hepatitis B, karena pasien jenis sakit ini tidak bisa dicampurkan dengan pasien lain untuk cuci darah.
Ia juga mengungkapkan, jumlah pasien yang harus cuci darah akan terus meningkat, karena dari masyarakat yang datang ke RSU Negara, banyak yang menderita penyakit ginjal serta lainnya, yang ketika sudah stadium empat membutuhkan cuci darah.
"Dari masyarakat yang periksa ke Poliklinik maupun menjalani rawat inap di RSU Negara, cukup banyak yang menderita ginjal dan lain-lain. Saat ini mereka memang belum membutuhkan cuci darah, tapi kalau sudah stadium empat harus cuci darah," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Untuk saat ini kami baru memiliki delapan alat cuci darah, sehingga tampak masih kurang. Tapi saat nanti sudah ada sebelas unit, saya rasa akan mencukupi," kata Bupati I Putu Artha, saat dikonfirmasi di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, jumlah alat cuci darah di RSU Negara akan ditambah, dari delapan saat ini menjadi sebelas unit dalam waktu dekat.
Namun ia juga mengakui, jumlah pasien cuci darah terus meningkat, dari awalnya 37 orang menjadi 60 orang, sehingga sebagian harus melakukan cuci darah di rumah sakit di luar RSU Negara.
"Kalau untuk 37 orang delapan alat yang ada sekarang sudah mencukupi, karena yang mendaftar bertambah sampai 60 orang, sebagian dirujuk ke RSU Sanglah," ujarnya.
Sebelumnya Direktur RSU Negara dr Made Dwipayana mengatakan, delapan unit alat cuci darah yang ada terpakai penuh setiap harinya, bahkan hingga malam hari.
Karena terus beroperasi, menurutnya, petugas medis yang khusus melayani pasien di bagian tersebut sulit untuk mengambil cuti, di luar libur rutin yang ditentukan.
Ia mengatakan, dari delapan alat yang ada, satu dikhususkan untuk pasien hepatitis B, karena pasien jenis sakit ini tidak bisa dicampurkan dengan pasien lain untuk cuci darah.
Ia juga mengungkapkan, jumlah pasien yang harus cuci darah akan terus meningkat, karena dari masyarakat yang datang ke RSU Negara, banyak yang menderita penyakit ginjal serta lainnya, yang ketika sudah stadium empat membutuhkan cuci darah.
"Dari masyarakat yang periksa ke Poliklinik maupun menjalani rawat inap di RSU Negara, cukup banyak yang menderita ginjal dan lain-lain. Saat ini mereka memang belum membutuhkan cuci darah, tapi kalau sudah stadium empat harus cuci darah," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015