Jakarta (Antara Bali) - Kain batik tulis atau batik cap harus dicuci dengan sabun khusus agar warnanya tidak memudar, contoh sabun batik dari bahan alami adalah buah lerak.

"Bentuknya bulat, kulitnya keras, bila dikocok dalam air akan menimbulkan busa," kata Pendiri Griya Peni dan penggagas komunitas Mbatik Yuuuk Indra Tjahjani di Jakarta, Rabu.

Dahulu, orang-orang memanfaatkan buah lerak sebagai pengganti sabun cuci. Meski kini zaman sudah modern, Indra menekankan deterjen biasa tidak dianjurkan untuk mencuci batik. Sebaiknya pilih sabun yang memang dikhususkan untuk mencuci batik yang kandungannya telah disesuaikan untuk menjaga warna kain batik seperti aslinya.

Buah lerak, lanjut Indra, tidak hanya dikhususkan untuk mencuci batik, melainkan juga kain halus lain, seperti sutera. Sementara itu, batik printing yang dibuat tanpa menggunakan malam dapat dicuci seperti biasa tanpa metode khusus.

"Batik printing sama saja dengan kain meteran bermotif yang dijual di toko," ujar dia.

Mencucinya pun jangan terlalu kencang, tetapi dikucek lembut. Kemudian peras kain batik dari bagian atas menuju ke bawah. "Jemur jangan di bawah matahari, tetapi diangin-anginkan," imbuh dia.

Saat menjemur kain batik, sebaiknya cari permukaan yang agak lebar, seperti bambu, agar kedua sisi batik tidak saling bersentuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga warna kain batik. Bila ingin menambah wewangian secara alami, bisa juga membakar ratus wangi dengan arang.

Kemudian, letakkan kurungan ayam di atasnya. Taruh kain batik yang sudah setengah kering di kurungan ayam tersebut. "Agar kain wangi dan tahan lama."(WDY)

Pewarta: Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015