Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Koperasi dan UKM segera memfasilitasi pembiayaan ekspor bagi UKM potensial yang bergerak pada empat sektor strategis sebagai salah satu upaya mendongkrak kinerja ekspor di tengah melambatnya perekonomian global.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari di Jakarta, Minggu, mengatakan UKM eksportir yang akan dijaring untuk mendapatkan dukungan pembiayaan disyaratkan bergerak pada empat sektor strategis yaitu agroindustri, furnitur, garmen dan fashion, serta kerajinan tangan.
"Kami segera menjaring mereka melalui berbagai cara di antaranya sosialisasi langsung, usulan dan rekomendasi dari dinas, serta melalui pameran UKM yang akan digelar pada 1-4 Oktober 2015 di JCC yakni The 13th Smesco Festival 2015," katanya.
Choirul mengatakan pemerintah akan melaksanakan pembiayaan ekspor sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 tahun 2015 terkait penugasan khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Kementeriannya sendiri mendapatkan amanah untuk menjaring UKM eksportir agar bisa memanfaatkan dana yang disediakan Pemerintah untuk mendongkrak kinerja ekspor sebesar Rp1 triliun.
"Maka karena ini bisa dikatakan program percepatan, kami sangat mengharapkan bisa menjaring UKM yang sudah melaksanakan ekspor, mereka akan kita bantu untuk mengikuti program ini dalam kerangka National Interest Account," katanya.
National Interest Account (NIA) dianggap sebagai alternatif kebijakan strategis yang terintegrasi dalam rangka mendukung Program ekspor nasional.
Pada Smesco Festival 2015 di JCC nantinya, pihaknya akan menyosialisasikan kepada siapapun khususnya UKM yang berorientasi ekspor untuk memanfaatkan insentif tersebut.
"Kami akan membuka klinik yang menyediakan informasi terkait pembiayaan ekspor, mekanisme administrasi, penyusunan proposal, dan hal-hal pendukung lain yang diperlukan," katanya.
Choirul sendiri menargetkan hingga pekan kedua Oktober 2015 sudah ada UKM ekspor yang terjaring untuk dibantu memanfaatkan dana dan kemudahan tersebut karena pembiayaan yang ditawarkan sangat kompetitif, tidak menyaratkan agunan, bahkan diperuntukkan bagi UKM yang non-bankable.
"Program ini terutama diarahkan bagi UKM eksportir yang terdampak perlambatan ekonomi global," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya cenderung memprioritaskan UKM yang telah memiliki produk ekspor yang jelas, negara tujuan ekspor, dan kontinyuitas produksi yang terjamin.
Namun tidak menutup kemungkinan UKM yang baru saja menjajaki peluang ekspor akan pula dibantu pada prioritas selanjutnya.
Choirul secara khusus mengundang mereka khususnya UKM orientasi ekspor yang ingin mendapatkan fasilitasi dan bimbingan pembiayaan ekspor untuk hadir pada acara The 13th Smesco Festival 2015 di JCC pada 1-4 Oktober 2015.
Selain klinik pembiayaan ekspor ada beragam klinik dan paviliun lain yang ditawarkan dalam rangkaian pameran dan ekspose produk UKM unggulan dari seluruh Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari di Jakarta, Minggu, mengatakan UKM eksportir yang akan dijaring untuk mendapatkan dukungan pembiayaan disyaratkan bergerak pada empat sektor strategis yaitu agroindustri, furnitur, garmen dan fashion, serta kerajinan tangan.
"Kami segera menjaring mereka melalui berbagai cara di antaranya sosialisasi langsung, usulan dan rekomendasi dari dinas, serta melalui pameran UKM yang akan digelar pada 1-4 Oktober 2015 di JCC yakni The 13th Smesco Festival 2015," katanya.
Choirul mengatakan pemerintah akan melaksanakan pembiayaan ekspor sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 tahun 2015 terkait penugasan khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Kementeriannya sendiri mendapatkan amanah untuk menjaring UKM eksportir agar bisa memanfaatkan dana yang disediakan Pemerintah untuk mendongkrak kinerja ekspor sebesar Rp1 triliun.
"Maka karena ini bisa dikatakan program percepatan, kami sangat mengharapkan bisa menjaring UKM yang sudah melaksanakan ekspor, mereka akan kita bantu untuk mengikuti program ini dalam kerangka National Interest Account," katanya.
National Interest Account (NIA) dianggap sebagai alternatif kebijakan strategis yang terintegrasi dalam rangka mendukung Program ekspor nasional.
Pada Smesco Festival 2015 di JCC nantinya, pihaknya akan menyosialisasikan kepada siapapun khususnya UKM yang berorientasi ekspor untuk memanfaatkan insentif tersebut.
"Kami akan membuka klinik yang menyediakan informasi terkait pembiayaan ekspor, mekanisme administrasi, penyusunan proposal, dan hal-hal pendukung lain yang diperlukan," katanya.
Choirul sendiri menargetkan hingga pekan kedua Oktober 2015 sudah ada UKM ekspor yang terjaring untuk dibantu memanfaatkan dana dan kemudahan tersebut karena pembiayaan yang ditawarkan sangat kompetitif, tidak menyaratkan agunan, bahkan diperuntukkan bagi UKM yang non-bankable.
"Program ini terutama diarahkan bagi UKM eksportir yang terdampak perlambatan ekonomi global," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya cenderung memprioritaskan UKM yang telah memiliki produk ekspor yang jelas, negara tujuan ekspor, dan kontinyuitas produksi yang terjamin.
Namun tidak menutup kemungkinan UKM yang baru saja menjajaki peluang ekspor akan pula dibantu pada prioritas selanjutnya.
Choirul secara khusus mengundang mereka khususnya UKM orientasi ekspor yang ingin mendapatkan fasilitasi dan bimbingan pembiayaan ekspor untuk hadir pada acara The 13th Smesco Festival 2015 di JCC pada 1-4 Oktober 2015.
Selain klinik pembiayaan ekspor ada beragam klinik dan paviliun lain yang ditawarkan dalam rangkaian pameran dan ekspose produk UKM unggulan dari seluruh Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015