Negara (Antara Bali) - Pesanan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha di Kabupaten Jembrana turun
hingga hampir 50 persen, yang membuat pedagang rugi karena harus mengeluarkan biaya pakan.
"Saya mendatangkan kambing 700 ekor, saat ini baru 300 ekor yang laku. Biaya untuk memberi makan kambing-kambing ini ratusan ribu rupiah setiap hari," kata Agus Hafii, pedagang hewan kurban di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Minggu.
Agar hemat, ia mengaku, menyelingi pakan kambingnya dengan dedak, karena untuk pakan dari daun gamal dan waru, setiap hari ia harus membeli dua pick dengan harga Rp200 ribu.
Ia mengatakan, tahun sebelumnya, satu bulan sebelum hari raya ia mampu menjual 500 ekor kambing, dengan harga antara Rp3 juta hingga Rp4 juta perekor.
Sepinya pesanan hewan kurban juga disampaikan Saiful Bahri, epdagang lainnya di Desa Baluk, yang hingga empat hari menjelang Hari Raya Idul Adha, 150 ekor kambing yang didatangkannya belum habis terjual.
Kedua pedagang ini mengaku, mendatangkan kambing dari wilayah di Provinsi Jawa Timur seperti Kabupaten Jember dan Lumajang.
Seretnya penjualan kambing kurban juga dirasakan pedagang di Kecamatan Pekutatan, yang merupakan wilayah ujung timur Kabupaten Jembrana.
Pedagang kambing yang bisa dipanggil Pak Kunyit mengatakan, baru menerima pesanan 25 ekor kambing, atau separuh dari tahun sebelumnya.
"Biasanya pelanggan saya di Kota Negara sekali memesan sampai 50 ekor, tapi sekarang hanya 10 ekor. Makanya stok kambing saya masih banyak," ujar pedagang yang mendatangkan kambing dari wilayah Pupuan, Kabupaten Tabanan ini.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
hingga hampir 50 persen, yang membuat pedagang rugi karena harus mengeluarkan biaya pakan.
"Saya mendatangkan kambing 700 ekor, saat ini baru 300 ekor yang laku. Biaya untuk memberi makan kambing-kambing ini ratusan ribu rupiah setiap hari," kata Agus Hafii, pedagang hewan kurban di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Minggu.
Agar hemat, ia mengaku, menyelingi pakan kambingnya dengan dedak, karena untuk pakan dari daun gamal dan waru, setiap hari ia harus membeli dua pick dengan harga Rp200 ribu.
Ia mengatakan, tahun sebelumnya, satu bulan sebelum hari raya ia mampu menjual 500 ekor kambing, dengan harga antara Rp3 juta hingga Rp4 juta perekor.
Sepinya pesanan hewan kurban juga disampaikan Saiful Bahri, epdagang lainnya di Desa Baluk, yang hingga empat hari menjelang Hari Raya Idul Adha, 150 ekor kambing yang didatangkannya belum habis terjual.
Kedua pedagang ini mengaku, mendatangkan kambing dari wilayah di Provinsi Jawa Timur seperti Kabupaten Jember dan Lumajang.
Seretnya penjualan kambing kurban juga dirasakan pedagang di Kecamatan Pekutatan, yang merupakan wilayah ujung timur Kabupaten Jembrana.
Pedagang kambing yang bisa dipanggil Pak Kunyit mengatakan, baru menerima pesanan 25 ekor kambing, atau separuh dari tahun sebelumnya.
"Biasanya pelanggan saya di Kota Negara sekali memesan sampai 50 ekor, tapi sekarang hanya 10 ekor. Makanya stok kambing saya masih banyak," ujar pedagang yang mendatangkan kambing dari wilayah Pupuan, Kabupaten Tabanan ini.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015