Singaraja, (Antara Bali) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Buleleng, Bali mencatat sebanyak 556 orang dari daerah itu mendukung program transmigrasi ke Pulau Sulawesi dan Kalimantan selama tujuh tahun periode 2007-2014.
"Dari data tersebut terdiri dari 153 Kepala Keluarga (KK)," kata Kepala Bagian Transmigrasi Disnakertrans Kabupaten Buleleng, Nyoman Suyasa di Singaraja, Sabtu.
Ia menjelaskan, pada 2007 dan 2008, Buleleng memberangkatkan sebanyak 50 KK, terdiri atas 178 orang ke dua wilayah di Sulawesi Tenggara. "Dua wilayah tersebut yakni Kecamatan Landono dan Kecamatan Morowali di Kabupaten Konawe," katanya.
Pada tahun 2009 dan 2010, kabupaten paling Utara Pulau Dewata itu kembali memberangkatkan sebanyak 50 KK, terdiri dari 177 orang menuju dua daerah di Sulawesi Tenggara yakni di Kecamatan Lebota, Kabupaten Bombana dan Kecamatan Luwu Timur, Kabupaten Mahalona.
Selanjutnya, kata dia, periode 2011-2013, Buleleng memberangkatkan sekitar 48 KK, terdiri dari 202 orang ke dua lokasi di Sulawesi Tengah dan satu lokasi di Sulawesi Tenggara dan satu lokasi di Kalimantan Tengah.
"Sementara pada 2014 lalu, Buleleng tidak memberangkatkan transmigran karena tidak adanya kesesuaian wilayah tujuan dengan data yang diperoleh," imbuhnya.
Suyasa memaparkan, selama berada di daerah tujuan, para transmigan diberikan bantuan lahan dan bebarapa penunjang lainnya sebagai bekal penyesuaian diri terhadap daerah baru.
Selain itu, pihaknya rutin melakukan pendampingan sebagai salah satu upaya bimbingan kepada para transmigran agar dapat mengembangkan usaha yang dilakukan. "Menurut regulasi, pendampingan dilakukan selama lima tahun sejak pertama kali berangkat, katanya.
Suyasa lebih lanjut menjelaskan, para transmigram asal "Bumi Panji Sakti", Buleleng, pada umumnya bekerja di dua bidang saja, yakni perkebunan dan pertanian.
"Dua sektor itu menjadi tumpuan para transmigram kami di sana, mereka diwajibkan mengembangkan lahan yang diberikan berbekal kecakapan dan keahlian yang dimiliki," kata dia. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dari data tersebut terdiri dari 153 Kepala Keluarga (KK)," kata Kepala Bagian Transmigrasi Disnakertrans Kabupaten Buleleng, Nyoman Suyasa di Singaraja, Sabtu.
Ia menjelaskan, pada 2007 dan 2008, Buleleng memberangkatkan sebanyak 50 KK, terdiri atas 178 orang ke dua wilayah di Sulawesi Tenggara. "Dua wilayah tersebut yakni Kecamatan Landono dan Kecamatan Morowali di Kabupaten Konawe," katanya.
Pada tahun 2009 dan 2010, kabupaten paling Utara Pulau Dewata itu kembali memberangkatkan sebanyak 50 KK, terdiri dari 177 orang menuju dua daerah di Sulawesi Tenggara yakni di Kecamatan Lebota, Kabupaten Bombana dan Kecamatan Luwu Timur, Kabupaten Mahalona.
Selanjutnya, kata dia, periode 2011-2013, Buleleng memberangkatkan sekitar 48 KK, terdiri dari 202 orang ke dua lokasi di Sulawesi Tengah dan satu lokasi di Sulawesi Tenggara dan satu lokasi di Kalimantan Tengah.
"Sementara pada 2014 lalu, Buleleng tidak memberangkatkan transmigran karena tidak adanya kesesuaian wilayah tujuan dengan data yang diperoleh," imbuhnya.
Suyasa memaparkan, selama berada di daerah tujuan, para transmigan diberikan bantuan lahan dan bebarapa penunjang lainnya sebagai bekal penyesuaian diri terhadap daerah baru.
Selain itu, pihaknya rutin melakukan pendampingan sebagai salah satu upaya bimbingan kepada para transmigran agar dapat mengembangkan usaha yang dilakukan. "Menurut regulasi, pendampingan dilakukan selama lima tahun sejak pertama kali berangkat, katanya.
Suyasa lebih lanjut menjelaskan, para transmigram asal "Bumi Panji Sakti", Buleleng, pada umumnya bekerja di dua bidang saja, yakni perkebunan dan pertanian.
"Dua sektor itu menjadi tumpuan para transmigram kami di sana, mereka diwajibkan mengembangkan lahan yang diberikan berbekal kecakapan dan keahlian yang dimiliki," kata dia. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015