Denpasar (Antara Bali) - Pengembangan kima garden di perairan Nusa Dua, Bali, sebagai upaya pengembalian populasi kima di kawasan wisata internasional dan diharapkan menjadi destinasi baru wisata bahari.
Ketua Pokmaswas Yasa Segara Bengiat Nusa Dua, I Ketut Koder pada acara peluncuran pembangunan Coral dan Kima Garden di perairan Nusa Dua, Bali, Jumat, mengatakan upaya pengembalian populasi di alam kima, didukung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin yang telah melakukan riset dan pengembangan budidaya kima sejak tahun 1990 di Pulau Baranglompo, Sulawesi Selatan.
"Kami harapkan ke depannya dapat menjadi pusat pengembangan dan penelitian jenis kima di Indonesia, sekaligus menjadi atraksi ekowisata danm menambah daya tarik kawasan pariwisata Nus Dua.
Ia mengatakan sbagai langkah awal pengembangan kima garden, telah ditempatkan 20 terumbu karang buatanberbentuk "hexadome" dan transplantasi karang di lokasi kima garden yang telah ditentukan di Pantai Mengiat Nusa Dua pada kedalamam 3-5 meter.
Dikatakan dengan kedalaman tersebut sangat baik untuk snorkeling. Terumbu buatan tersebut merupakan bantuan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung.
"Acara peluncuran pembangunan kima garden juga ditandai dengan penempatan dua struktur terumbu buatan sumbngan Balai Sumberdaya Pesisir dan Laut KKP," ujarnya.
Sedangkan penempatan 20 terumbu buatan tahap awal di bawah laut telah dilakukan 11 Juli 2015, dilanjutkan transplantasi karang 22 Juli lalu.
"Kami dari anggota Pokmaswas Yasa Segara Bengiat secara gotong royong sebagai tim penmpatan terumbu karang buatan itu ke tenagh laut," ucapnya.
Sedangkan untuk penempatan karang buatan di bawah laut tersebut, kata dia, tim penyelam yang dikoordinir Nusa Dua Reef Foundation (NDRF) melakukan penempatan dan transplantasi karang di lokasi yang telah ditentukan.
Sebanyak 120 fragment karang ditransplantasi ke terumbu karang. Bibit karang di ambil dari lokasi budidaya karang di Pantai Pandawa Desa Kutuh yang dikelola Kelompok Budidaya Terumbu Karang Pesona Bahari.
"Terumbu buatan ini akan menjadi habitat baru kima dan diharapkan dapat berkembang menyerupai habitat asli kima," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Ketua Pokmaswas Yasa Segara Bengiat Nusa Dua, I Ketut Koder pada acara peluncuran pembangunan Coral dan Kima Garden di perairan Nusa Dua, Bali, Jumat, mengatakan upaya pengembalian populasi di alam kima, didukung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin yang telah melakukan riset dan pengembangan budidaya kima sejak tahun 1990 di Pulau Baranglompo, Sulawesi Selatan.
"Kami harapkan ke depannya dapat menjadi pusat pengembangan dan penelitian jenis kima di Indonesia, sekaligus menjadi atraksi ekowisata danm menambah daya tarik kawasan pariwisata Nus Dua.
Ia mengatakan sbagai langkah awal pengembangan kima garden, telah ditempatkan 20 terumbu karang buatanberbentuk "hexadome" dan transplantasi karang di lokasi kima garden yang telah ditentukan di Pantai Mengiat Nusa Dua pada kedalamam 3-5 meter.
Dikatakan dengan kedalaman tersebut sangat baik untuk snorkeling. Terumbu buatan tersebut merupakan bantuan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung.
"Acara peluncuran pembangunan kima garden juga ditandai dengan penempatan dua struktur terumbu buatan sumbngan Balai Sumberdaya Pesisir dan Laut KKP," ujarnya.
Sedangkan penempatan 20 terumbu buatan tahap awal di bawah laut telah dilakukan 11 Juli 2015, dilanjutkan transplantasi karang 22 Juli lalu.
"Kami dari anggota Pokmaswas Yasa Segara Bengiat secara gotong royong sebagai tim penmpatan terumbu karang buatan itu ke tenagh laut," ucapnya.
Sedangkan untuk penempatan karang buatan di bawah laut tersebut, kata dia, tim penyelam yang dikoordinir Nusa Dua Reef Foundation (NDRF) melakukan penempatan dan transplantasi karang di lokasi yang telah ditentukan.
Sebanyak 120 fragment karang ditransplantasi ke terumbu karang. Bibit karang di ambil dari lokasi budidaya karang di Pantai Pandawa Desa Kutuh yang dikelola Kelompok Budidaya Terumbu Karang Pesona Bahari.
"Terumbu buatan ini akan menjadi habitat baru kima dan diharapkan dapat berkembang menyerupai habitat asli kima," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015