Denpasar (Antara Bali) - Menteri Pariwisata Arief Yahya meluncurkan Desa Sanur di Denpasar, Bali, sebagai kampung usaha kecil menengah wisata secara digital pertama di Indonesia yang didukung oleh PT Telkom.

"Sekarang kami luncurkan produk berbasis digital karena dunia itu tanpa batas. Kami promosikan Sanur ke dunia dengan cara efektif yakni menggunakan media digital," katanya ketika ditemui di Sanur, Denpasar, Rabu.

Peluncurkan Sanur sebagai kampung UKM wisata digital tersebut dilakukan di Pasar Sindu, Sanur, salah satu pasar yang memiliki tata kelola lingkungan yang cukup rapi di Denpasar.

Arief mengharapkan promosi pariwisata termasuk produk UKM terkait pariwisata bisa dilakukan 50 persen melalui digital dan 50 persen lainnya dilakukan secara konvensional.

Dia menjelaskan bahwa promosi melalui digital merupakan cara yang paling cepat dan mudah dikenal di dunia mengingat hampir 70 masyarakat saat ini sangat dekat dengan era digitalisasi.

Di lantai dua pasar tersebut, PT Telkom mendirikan "broadband learning center" (BLC) yang khusus diberikan kepada para pelaku UKM pariwisata untuk berlatih memanfaatkan teknologi digital guna memasarkan produknya.

General Manajer Wilayah Telkom Bali Selatan, I Gusti Bagus Ranuh selaku operator kampung UKM wisata tersebut mengatakan bahwa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), pelaku UKM yang berada di Sanur dapat memperluas pasar dan pembeli karena pemesanan dan pembelian dapat dilakukan dalam jaringan atau "online".

"Saat ini kami memiliki sekitar 25 UKM yang berlatih dan kami berharap sebagai tahap awal bisa mencapai 50 UKM untuk didigitalkan," katanya.

Telkom sendiri memiliki aplikasi "Hi Bali" yang merupakan aplikasi pada telepon seluler berbasis android dan iOS yang menampilkan produk UKM, produk lokal Sanur, akomodasi wisata serta kearifan lokal Sanur.

Sementara itu Direktur Enterprise and Business Service Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan kawasan Sanur sebagai kampung UKM digital dengan latar belakang wisata pertama di Indonesia.

Sebelumnya enam daerah lain di Tanah Air telah menerapkan hal serupa di antaranya di Samarinda dengan kampung tenun, Padang, Sumatera Barat dengan kampung sulam, di Bandung dengan kampung kaos dan selanjutnya rencananya di Amurang, Minahasa Selatan dengan produk holtikulura.

Pihaknya menargetkan sedikitnya ada 60 titik serupa bisa dilakukan di seluruh Indonesia.

"Harapnnya setiap kota yang dipilih seperti ini agar bagaimana penetrasi ICT bisa lebih optimal di kalangan pelaku usaha," ucap Awaluddin. (DWA)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015