Jakarta (Antara Bali) - Industri reasuransi umum tumbuh signifikan yang ditunjukkan dengan perolehan pendapatan premi pada Semester I 2015 yang jauh meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Julian Noor mengatakan, premi bruto reasuransi umum secara total tumbuh 105,5 persen, dari Rp1,66 triliun pada semester satu tahun lalu menjadi Rp3,41 triliun.
"Pertumbuhan (reasuransi umum) cukup signifikan, tumbuh jauh dibandingkan industri asuransi sendiri (10,2 persen)," ujar Julian saat jumpa pers di Jakarta, Senin.
Secara nominal, pertumbuhan premi tertinggi yakni pada lini usaha Harta Benda yang tumbuh Rp1,12 triliun, dari Rp654,58 miliar menjadi Rp1,78 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan premi tertinggi kedua dan ketiga masing-masing pada lini usaha Pengangkutan Laut sebesar Rp229,92 miliar dan lini usaha Kecelakaan dan Kesehatan sebesar Rp178,73 miliar.
Sedangkan untuk lini usaha Energi, justru mengalami penurunan pendapatan premi bruto dari Rp65,46 miliar menjadi Rp15,44 miliar.
Menurut Julian, peningkatan peroleh premi yang cukup signifikan tersebut karena adanya upaya dari perusahaan-perusahaan reasuransi menempatkan dananya di lokal dibandingkan sebelumnya.
"OJK kan menganggap selama ini reasuransi belum maksimal dan kemudian coba dimaksimalkan. Angka kenaikan ini menunjukkan perusahaan reasuransi dukung kebijakan tersebut," kata Julian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Julian Noor mengatakan, premi bruto reasuransi umum secara total tumbuh 105,5 persen, dari Rp1,66 triliun pada semester satu tahun lalu menjadi Rp3,41 triliun.
"Pertumbuhan (reasuransi umum) cukup signifikan, tumbuh jauh dibandingkan industri asuransi sendiri (10,2 persen)," ujar Julian saat jumpa pers di Jakarta, Senin.
Secara nominal, pertumbuhan premi tertinggi yakni pada lini usaha Harta Benda yang tumbuh Rp1,12 triliun, dari Rp654,58 miliar menjadi Rp1,78 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan premi tertinggi kedua dan ketiga masing-masing pada lini usaha Pengangkutan Laut sebesar Rp229,92 miliar dan lini usaha Kecelakaan dan Kesehatan sebesar Rp178,73 miliar.
Sedangkan untuk lini usaha Energi, justru mengalami penurunan pendapatan premi bruto dari Rp65,46 miliar menjadi Rp15,44 miliar.
Menurut Julian, peningkatan peroleh premi yang cukup signifikan tersebut karena adanya upaya dari perusahaan-perusahaan reasuransi menempatkan dananya di lokal dibandingkan sebelumnya.
"OJK kan menganggap selama ini reasuransi belum maksimal dan kemudian coba dimaksimalkan. Angka kenaikan ini menunjukkan perusahaan reasuransi dukung kebijakan tersebut," kata Julian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015